- 27 | Hujan

37.1K 3.2K 276
                                    

haiii! do vote and comment pliiiz🪐💚

happy reading!

***

Gerimis yang turun sepuluh menit lalu telah berangsur menjadi hujan yang deras. Tidak ada pilihan lain bagi Alvarez selain memberhentikan motornya di halte yang penuh dengan para penanti datangnya bus.

"Emang gak pernah kehujanan sampe menggigil kayak gitu?" tanya Alvarez, nadanya terdengar nyolot.

"Pernah, sekali pas kecil, main sepeda di komplek sama embak."

Alvarez terkekeh remeh.

"Biasa aja dong muka lo!" seru Athena. "Sinis banget. Gue yang jarang kehujanan kok lo yang nggak seneng!"

"Emang gue bilang gue nggak seneng?" lawan Alvarez. Dasar cewek, suka nyimpulin sendiri!

Athena memilih untuk diam sembari meringkuk dan menggosok pelan tubuhnya. Matanya memandang bus yang kemudian singgah. Para penanti di halte tersebut langsung berebutan masuk ke bus sampai cuma tertinggal dirinya dan Alvarez.

"Kalo ada yang paparazi-in kita terus di-upload ke sosmed gimana? Secara lo kan TERKENAL banget kayak selebritas."

"Bawel lo nanya mulu. Duduk sana!" sentak Alvarez membuat Athena mengernying dan membelalakan mata.

"Bener-bener lo ya! Salah besar gue puji-puji lo tadi di depan mendiang," ucap Athena, mengentakkan kaki sebelum menghampiri tempat duduk.

Alvarez menoleh, melihat Athena yang kesal gak karuan. Ia pun kembali memandang ke arah jalanan seraya mengeluarkan kekehan kecil.

Alvarez mendengus. Sepertinya hujan jenis ini akan bertahan cukup lama. Ia memandang jam tangannya yang tahan air—dan tentunya mahal—, lalu berdecak.

Alvarez berbalik dan mendekati tempat duduk. Karena sisi ujung kursi basah, ia harus duduk agak ke tengah, tepatnya di sebelah Athena.

"Kalo abis ini lo sakit, lo bilangnya karena apa?" tanya Alvarez tiba-tiba.

"Karena lo, lo, dan lo."

"Oke."

Athena mendecih. Udah? Gitu doang nanyanya?

"Kenapa sih kadang gue bisa biasa aja ke lo, tapi kadang gue bisa sebenci itu? Heran," gumam Athena, memandang lurus ke depan.

"Bencinya jangan terlalu jago. Kalo jatuh cinta mampus lo."

"Dih?" Athena tertawa. "Tau apa sih lo tentang cinta? Udah galak, ketus, pedes, nyebelin lagi. Mana ada yang mau jalin hubungan sama lo?"

"Lo jadi lupa diri ya di sini? Di sekolah udah kayak tikus kecil lo di depan gue!"

Athena mendadak tersadar. Iya, ya? Besok di sekolah auto ciut deh gue di depan temen-temennya!

"Ya udah, maaf."

"Takut kan lo? Abis mikir apa tadi?!"

"Yeeeh, kalo mau tanya jangan pake tanda seru, Kak. Stay low~." Athena mengibas tangan di udara.

"Baru lo manggil gue 'Kak', dari tadi kesopanan lo lari ke mana?"

"Nah kan, sekarang siapa yang banyak tanya hayooo?" Athena mendekatkan wajahnya ke Alvarez, tersenyum meledek.

"Cewek freak."

Athena menaikkan dua alisnya, lalu cekikikan. Biarlah dia dikatain Alvarez, asal dia bisa ajak cowok itu bercanda. Jadi, besok di sekolah, cowok itu gak ada dendam.

ALVAREZ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang