- 49 | Siapa yang Nyebelin?

27.8K 2.8K 533
                                    

hai Vago Squad💚

jgn males vote & comment yuuk utk dukung Chel dan ALVAREZ. karena bahagia itu sesederhana bacain comment kalian🤪

mwehehe happy reading!<3

***

"Apa-apaan sih, Na?!"

"Apaan sih?"

"Kamu apa-apaan?"

"Kok kamu langsung marah gitu? Nanya dulu kek penjelasannya ke aku!"

Alvarez tidak mengantar Athena pulang. Ia membawa gadis itu ke basecamp bahkan tanpa ngomong dulu. Sekarang, dinding api dalam dirinya mulai meluruh, tapi bisa disebut tumpah semuanya ke Athena di depan anak-anak lain.

"Al, ngomong baik-baik coba," tutur Archie pelan.

"Iya, Al, jangan marah-marah gitu dong," bujuk Ray mengerucutkan bibir.

Alvarez menarik napas panjang seraya sedikit merenggut rambutnya sendiri. "Kamu tau kan Muel itu orangnya kayak apa, Na? Apa susahnya langsung bilang enggak? Kamu memperpanjang masalah tau gak?"

"Kak Alva denger gak Muel bilang apa tadi? Dia gak bakal pergi sebelum dia denger jawaban yang dia mau. Aku gak mau ada keributan, Kak. Gak mau aku ngeliat kalian berantem. Untuk sementara cuma itu jawaban yang bisa aku kasih," jelas Athena sampai tenggorokannya sakit.

"Aku gak peduli kalo dia mau ribut pada detik itu karena penolakan kamu. Gak peduli asli." Alvarez bergeleng keras. "Yang penting aku tau di depan aku, kamu nolak permintaan dia!"

Athena mengerutkan alis. "Loh? Emang Kak Alva pikir aku bakal terima permintaan dia di belakang Kak Alva?"

Zevano, Archie, Ray, dan Sanchez memandang satu sama lain. Mereka tak berhenti melempar tatapan. Bingung gimana cara menghentikan perdebatan Alvarez dan Athena. Untungnya, basecamp cuma lagi diisi sama kehadiran mereka.

"Kak," panggil Athena karena Alvarez diam. Cowok itu malah duduk sambil memejamkan mata karena pusing. "Kak Alva!"

"Iya," sahut Alvarez membuka matanya. "Aku gak tau sehebat apa mereka bisa cuci pikiran kamu. Semua kemungkinan bisa terjadi karena kamu udah memperpanjang ini semua. Kalo kamu tadi nolak, terus kita ribut, ya udah! Semuanya bakal selesai hari ini juga. Apa sih yang harus dilanjut?"

"Wah." Athena tertawa sembari bergeleng-geleng. "Mana ada sih pikiran aku bisa dimainin gitu aja? Ya gak bakal lah, Kak! Tega banget aku nerima permintaan dia di belakang kamu."

"Terserah lah, Na. Capek."

"Sekarang marah?" tanya Athena gondok.

"Pikir aja. Dari tadi juga udah marah." Emang sesulit itu bagi Alvarez untuk menahan emosinya di hadapan Muel tadi. Wajar kalo sekarang masih berbekas kedongkolannya.

Athena berdesis. "Ngeselin banget sih."

Alvarez tak acuh. Ia menutup wajahnya dengan jaket hitam miliknya. Entah untuk tidur atau karena gak mau melihat Athena.

Enggak deng, Alvarez cuma lagi mengatur napas. Jujur kemarahannya balik bertumpuk-tumpuk ketika mengingat kejadian tadi ditambah tingkah Athena sekarang.

"Kalo bawa aku ke sini cuma buat marah-marah mending turunin aku di pinggir jalan aja," cetus Athena memutar bola mata.

"Anter dia pulang, Ray," pinta Alvarez membuat Athena melotot. Bukannya dia yang anter malah suruh temennya, dih!

"Gue?" Ray menunjuk dirinya.

"Kagak, Archie." Alvarez mendengus. "Gue manggil nama lo kan?"

"Iye iye maap. Kaget aja gue tiba-tiba."

ALVAREZ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang