haiii❗️jangan lupa utk follow @vagolazer ya😍
udah siap comment belum??😃
happy reading🦋 (dan jangan lupa baca author's note sampe habis ya)
***
"Guys, menurut kalian, gue perlu tanya ke Alegro gak ya?"
Pagi-pagi sekali waktu tiba di sekolah, Athena menceritakan pada Ella dan Milen soal kejadian buruk yang menimpanya kemarin. Gak usah dibayangkan seberapa hebohnya mereka. Bener-bener heboh sampai Uman menegur.
Tapi Athena cuma cerita dari Muel hingga usahanya menge-chat Rivera. Soal chat-nya dengan Alvarez, tentu gak perlu diumbar-umbar.
"Tanya apa? Soal Rivera?"
"Of course. What else?"
"Gak lah! Gila aja lo. Dia yang bikin lo tercebur ke markas Invaders. Masih aja lo sanggup ngomong sama dia," gertak Ella. "Jadi lo gue sih gemeter jijik!"
"Iya dah, Na. Mending kita tunggu kabar dari Rivera aja. Mungkin hp dia rusak atau—"
"Mana mungkin kayak gitu sih?" sela Athena. "Dari kemarin sampe pagi ini loh gak ada satu pun telfon atau chat gue direspons. Gue beneran takut dia kenapa-napa."
"Plisss deh, tunggu seenggaknya sampe pulang sekolah. Kalo belom dibales juga, baru lo tanya ke Kak Alegro. Itu pun kalo lo cukup nyali," kata Ella.
"Ya cukup lah! Gimana bisa gak cukup kalo ini menyangkut sahabat gue."
"Ya udah, iya. Sekarang lo urus dulu tugas prakarya lo gak kelar-kelar gegara kebanyakan mikir."
Athena mengembuskan napas panjang. Oke lah, ia akan menunggu sampai hari ini. Sampai Rivera kenapa-napa, ia tidak segan-segan 'melabrak' Alegro.
⛓⛓⛓
"Cuy, elah! Sumpek banget muka lo! Belom aja gue semprot baygon biar seger!" Archie menyenggol Alvarez yang kini menghisap batang ketiga rokoknya.
Ini adalah jam istirahat pertama, yang berarti mereka berada di lingkungan sekolah. Di ujung atas pilar terdapat CCTV, tapi Alvarez tetap aja merokok seakan itu bukan larangan sekolah.
"Berani lo semprot dia, Chie?" tanya Sanchez, Archie menggeleng.
"Dari tadi pagi udah enekin muka dia, pengen gue ee-in," ceplos Ray asal. Coba, dajal mana yang hobinya ngatain ketua geng? Ya, mereka-mereka ini. Untung aja Alvarez gak dengar.
"Dih berani juga lo?" tanya Sanchez lagi.
Ray menyengir, lalu menggelengkan kepala.
"Lo kenapa, Va?"
Alvarez masih gak pengen ngomong.
"PMS kali dia."
"Apa sih? Lucu lo, Ray."
"Alva capek kali," cetus Sanchez. "Tadi kan beta Vago lagi seleksi new generation. Rame banget pada berisik udah kea pembagian sembako calon gubernur."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVAREZ [SELESAI]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] | LENGKAP *** 𝗩𝗔𝗚𝗢𝗟𝗔𝗭𝗘𝗥: "BUKAN LAWAN, BUKAN TEMAN. KAMI BERJIWA KEKELUARGAAN!" "Eh, Kumel! Lo gak punya kesadaran diri buat minta maaf ke gue? Lo udah nuduh plus nampar gue di depan orang-orang. Lo juga nantang-"...