hai readers Chel!💚
sekolah dah mulai makin sibuk🙂 ngetik pun nyendet-nyendet banget jadinya :(
click vote and happy reading!
***
Leader's order, please.
Titah tersebut biasanya dikeluarkan oleh ketua Vagolazer di saat-saat yang mereka pikir penting dan harus dilakukan/dituruti pada saat itu juga.
Jelas ketika Alvarez mengucapkan hal langka tersebut, Sanchez menyipit mata heran bahkan sampai tertegun.
"Seriously?"
"Seriously."
Sanchez menarik napas kesal, tapi mau gak mau melepas tangan Athena perlahan.
"Makasih," ucap Alvarez tanpa mau basa-basi lagi. Ia meraih tangan Athena dan membawa gadis itu ke motornya yang tepat sekali baru kelar servis.
"Kak Alva kenapa tiba-tiba ja—"
"Ikut aja, jangan banyak tanya."
Athena masih memandang Sanchez dari jauh kala Alvarez bersiap. Perasaan tidak enak menghantuinya ketika ia mendapati kedongkolan laki-laki itu.
"Liatin apa? Buruan naik," ketus Alvarez.
Athena menatap Alvarez sejenak, lalu menaiki jok belakang motor seniornya yang semena-mena itu. Tidak butuh waktu lama, keduanya melawan gerimis meninggalkan tempat.
"Kak Alva lagi ditegur sama malaikat apa? Kok tiba-tiba mau anter?"
Tidak meladeni Athena, Alvarez mengeratkan pegangannya terhadap setang.
"Ish, ditanya diem doang. Awas aja."
"Cuma mau," jawab cowok itu. "Lagian Om Gio pernah bilang gue harus jagain lo."
"Cih. Cuma karena itu? Kalo terpaksa mah gak usah. Apalagi sampe sinis-sinisan sama—"
Brooomm!
Laju motor Alvarez yang tiba-tiba semakin cepat membuat Athena terkesiap sampai sontak memejamkan mata. Ia memilih untuk menelan kembali kata-katanya.
⛓⛓⛓
Ketika kemarin Alvarez mendadak mau mengantarnya pulang sampai harus memberi sinyal 'tak mau dibantah' pada Sanchez, Athena bahkan tidak mendapatkan penjelasan apa pun.
Bodo lah! Dia punya kepribadian ganda kali! Gak usah dipikirin terus.
Kadang dia emang harus tarik napas dalam-dalam setiap kali menghadapi sikap Alvarez yang berubah dalam hitungan detik.
"Tanaman hidroponik kelompok saya gak numbuh, Bu! Bukannya naro di bawah sinar matahari, gara-gara Uman jadi kena hujan!" adu Ella.
Uman menyahut, "Maaf, Bu. Saya gak tau soalnya kan hujannya tengah malem. Gak mungkin saya ke sekolah cuma buat lindungin tanamannya."
Kini kelas Athena sedang aktivitas di taman halaman belakang. Bosan? Pasti.
"Ssst ssst! Tinggal ulang apa susahnya? Gak usah pake berantem," ujar Bu Hena, guru biologi kesayangan mereka.
"Athena, nih, kakak gue ngasih obat flu sama parasetamol. Kata dia kemarin lo hujan-hujanan," ucap Milen yang baru datang sendiri.
Athena mengangkat kedua alis. "Wah, makasih ya! Pas banget hidung gue gatelnya kurang ajar." Seraya mengambil, ia mengucek hidungnya yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVAREZ [SELESAI]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] | LENGKAP *** 𝗩𝗔𝗚𝗢𝗟𝗔𝗭𝗘𝗥: "BUKAN LAWAN, BUKAN TEMAN. KAMI BERJIWA KEKELUARGAAN!" "Eh, Kumel! Lo gak punya kesadaran diri buat minta maaf ke gue? Lo udah nuduh plus nampar gue di depan orang-orang. Lo juga nantang-"...