selamat membaca!
jangan lupa klik vote biar ak semangat😉***
Hidup itu emang susah,
yang gampang itu ngeluh
— Athena Chloe Zevanie —***
Melamun, kepikiran, nangis. Begitu saja terus rutinitas Athena setiap malam di saat ia mengingat Ashley dan mulai merindukannya. Menerima kepergian saudara itu tidak mudah loh. Jadi jika Athena begini, wajar kan?
Kini, Athena terus memandangi fotonya bersama Ashley yang diambil tiga tahun lalu waktu ke Disneyland Hongkong.
Tok tok tok!
"Na, ayo makan malem."
"Iya, Kak. Nanti aku turun."
Athena mengucek mata. Lalu, ia bangun dari kasur untuk keluar kamar. Akan tetapi, alih-alih langsung ke ruang makan, ia malah berbelok arah menuju kamar Ashley.
Athena mengintip ke arah bawah untuk memastikan Gio tidak memperhatikannya. Saat merasa yakin, ia pun berusaha sesenyap mungkin untuk membuka pintu kamar Ashley.
"Athena."
Athena menoleh kaget. "Kak Reval, sssst!"
Reval bergeleng. Athena benar-benar keras kepala. "Udah gue bilang jangan pernah masuk ke kamar Ashley lagi. Papa kan juga udah ingetin itu berkali-kali, Na."
"Lo berisik banget sih, Kak?" sentak Athena gereget. Sesekali ia melihat ke arah lantai bawah. "Daripada ngoceh, mending lo pergi."
"Mau sampai kapan lo stuck di kasus Ashley? Polisi aja udah nutup kasus ini. Lo malah ungkit lagi." Suara Reval agak besar.
Athena mendesis panjang. Ia memandang Reval dengan sinis. "Bego lo!"
"Lah?" Reval mengernyih heran. "Lo tuh masih bocah dan gak akan paham sama yang namanya gangguan mental. Bisa gak lo terima kalo Ashley meninggal karena bipolarnya?"
"Kak Ashley gak bakal bunuh diri karena bipolarnya!" Athena kukuh. "Lo gak cukup kenal sama adik lo sendiri ya sampe-sampe lo percaya aja kalo dia itu bunuh diri?"
"Jelas-jelas udah ada bukti semua suntikan dan obat-obatan dia, Na!" Reval menjaga suara agar tidak terlalu tinggi. Ia menghela napas. "Udah, turun. Makan sana. Jangan ngajak debat terus."
Athena menatap kesal Reval. Ia melewati laki-laki itu dengan menyenggol kasar bahunya.
Ya, di rumah ini, hanya Athena satu-satunya yang teguh bahwa Ashley tidak mungkin bunuh diri. Ia yakin Ashley bukan perempuan yang mau bertindak sejauh itu.
"Ada udang saus padang kesukaan kamu tuh," ucap Gio, Ayah Athena, yang tumben-tumbenan makan malam di rumah.
Athena mengambil tempat duduk. Ia cuma memberi anggukan kepada ayahnya. Disusul dengan Reval yang duduk di hadapannya.
"Gimana di Hadover?" tanya Gio. "Udah dapet temen baru?"
"Udah, baik-baik." Athena mengambil nasi. Ia tidak melihat Gio sama sekali. Mood-nya hancur karena Reval. "Kakelnya aja yang gak baik."
Reval mengambil alat makan. "Ada yang ganggu lo?"
"Gak." Athena langsung mengalihkan perhatiannya ke Gio. "Pah, gitu ya ternyata kalo sekolah umum? Seniornya galak-galak."
Jiwa protektif Gio mulai keluar. "Emang ada apa? Kamu gak kenapa-napa kan? Gak diapa-apain kan? Bilang loh kalo ada yang macem-macem sama kamu."
Athena menggeleng. "Enggak, aku gapapa. Aku cuma gak suka aja di sana banyak keributan. Ada lah geng yang kayak gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVAREZ [SELESAI]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] | LENGKAP *** 𝗩𝗔𝗚𝗢𝗟𝗔𝗭𝗘𝗥: "BUKAN LAWAN, BUKAN TEMAN. KAMI BERJIWA KEKELUARGAAN!" "Eh, Kumel! Lo gak punya kesadaran diri buat minta maaf ke gue? Lo udah nuduh plus nampar gue di depan orang-orang. Lo juga nantang-"...