pastiin vote dulu sebelum bacaa okaay😋
terima kasih💓***
I don't wanna be afraid of anybody. Just try and see how far this things is gonna be.
— Athena Chloe Zevanie —***
Alvarez menautkan kancing seragamnya satu per satu. Karena buru-buru, ia hanya sekadar mencantolkan dasinya di saku. Ia langsung keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang tamu untuk menyamperi Kakeknya.
"Alva berangkat ya, Kek," pamit Alva, mencium punggung tangan laki-laki berumur 74 tahun itu. "Kalo ada perlu sesuatu, bilang aja ke bibi. Kalo genting, telepon Alva."
Harles menahan tangan Alvarez yang melepasnya seakan menyuruh cowok itu untuk tunggu sebentar. Tanpa bersuara, ia menunjuk ke arah pintu depan yang terbuka dengan arahan mata. Alvarez pun cepat memindahkan pandangannya.
Seorang pria berkepala empat dengan setelan jas kerja di tubuhnya masuk menginjak lantai mewah rumah Harles. Pria tersebut tersenyum aneh seraya memandangi Alvarez.
"Buat apa kamu ke sini?" tanya Harles. Umur tidak menghilangkan kegagahannya. "Jangan ganggu cucu saya!"
Alvarez menggertakkan gigi. Pria yang kini mendekatinya itu hendak memeluknya seakan mereka akrab.
"Bajingan," umpat Alvarez, menepis Pamannya dengan cepat.
"Sapaan yang sopan." Pria bernama Hero itu menyindir. "Baik kabarmu, Demeus?"
Setelah apa yang Hero perbuat sampai ayahnya kini mendekam di balik jeruji besi, Alvarez tak habis pikir pria itu datang dengan tampang polos dan tidak berdosa.
"Oh, kamu gak mau jawab." Hero mengangguk-angguk. "Ya sudah. Silakan berangkat ke sekolah. Belajar yang benar supaya otakmu terisi, tidak seperti ayahmu."
Rahang Alvarez semakin menajam. Ia mengepal tangannya sangat erat. Menyadari itu, Harles meraih tangannya dan memandangnya penuh peringatan.
Redam, Alva. Redam. Pandangan Harles terbaca.
Alvarez menarik napas kasar. Kalau tidak ada Harles, bisa saja wajah Hero sudah ia tinju sekarang.
"Alva pergi," putus Alvarez pada Harles. Ia memutuskan untuk meninggalkan tempat daripada kesabarannya terhadap Hero lenyap dan pria itu berakhir menjadi sasarannya.
⛓⛓⛓
Semalam, Athena diajak menginap bersama oleh Ella. Tidak hanya mereka berdua karena Milen dan Rivera sudah pasti ikut-ikutan.
Dengan menginap itu, Athena bisa lebih mengenal karakter circle persahabatannya yang baru. Ya, ia berharap ketiga cewek itu bisa menjadi sahabatnya.
Namun, begitulah pembahasan yang tidak jauh-jauh dari cowok. Rivera kemarin bercerita kalau dirinya lagi didekati oleh salah satu anak Gladiator, yaitu Alegro.
Pada pagi ini, cewek itu kembali membahasnya.
"Kak Alegro ngechat gue lagi tau tadi pagi!" pekik Rivera. "Dia ngajak gue makan malem!"
"Alegro mulu ah! Udah bosen gue denger cerita lo tentang dia mulu dari semalem." Milen dongkol.
Ella menyela, "Ih, gak seneng aja sih lo sama Rivera! Biarin aja namanya juga orang lagi happy."
"Abisnya gue tuh gak demen ngeliat kak Alegro. Kayak apaan sih, fakboi gitu didemenin." Milen bergidik ogah.
"Lo jangan bikin gue galau dong." Rivera merana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVAREZ [SELESAI]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] | LENGKAP *** 𝗩𝗔𝗚𝗢𝗟𝗔𝗭𝗘𝗥: "BUKAN LAWAN, BUKAN TEMAN. KAMI BERJIWA KEKELUARGAAN!" "Eh, Kumel! Lo gak punya kesadaran diri buat minta maaf ke gue? Lo udah nuduh plus nampar gue di depan orang-orang. Lo juga nantang-"...