- 12 | Sisi Lain

36.1K 3.3K 170
                                    

Halo semuanya👻

Jangan lupa untuk follow akun wattpad ini ya untuk baca chapter lengkap ALVAREZ.

Jangan lupa juga buat vote sebelum bacaa🌟 kalo sudah, happy reading semua!💓

***

One condition if you want to be talkative:
Don't be silly.
—Demeus Alvarez Askantara—

***

Masalah hidup udah berat. Alvarez gak mau menambah beban pikirannya dengan segala tuduhan Athena. Itu lah kenapa dia mau bekerja sama untuk mencari tahu soal kematian Ashley.

Sesaat setelah ultras usai, Alvarez lah yang mengantarkan Athena pulang. Soalnya, gadis itu bilang mau menunjukkan beberapa petunjuk janggal di rumahnya.

Meskipun Alvarez mendapat ledekan dari anak-anak Vago karena kursi belakang motornya yang sudah lama kosong itu akhirnya terisi, dia tidak peduli. Lagi pula itu juga terisi bukan karena ada sesuatu.

"Di halaman depan rumah gue ada CCTV, Kak. Jadi kita manjat aja langsung ke kamar gue ya?" Intonasi Athena tidak se-ngegas ketika tadi mereka berada di UKS Majaya. Emosinya mulai terkontrol oleh karena kondisi tubuhnya yang lumayan membaik.

Alvarez mengangguk singkat. Ia mengikuti akses yang telah Athena tentukan.

"Itu balkon Kak Ashley." Athena menunjuk sisi kanan, membuat Alvarez ikut melihat ke sana. "Lo pernah manjat ke sana gak?"

"Lo pikir gue monyet manjat-manjat?" tanya Alvarez sarkas. "Buruan lo naik duluan!"

Athena memutar bola mata. Berniat nanya, berakhir disemprot. Udah lah, tutup mulut aja.

Athena naik ke pohon besar yang tumbuh dengan baik di sisi rumahnya. Cabang kokoh pohon itu mengarah lurus ke balkon kamarnya, sehingga cukup baik untuk akses mereka sekarang.

"Jangan liat isi rok gue ya!" titah Athena.

Cowok mana yang nafsu ngeliat isi rok cewek itu? Alvarez berdecih dan itu tampak menghina.

Beberapa saat kemudian,

DUBRAKK!

"ADUUUH!" Kaki Athena meleset. Belum juga kaki kanannya bertengger dengan baik, ia sudah melepas kaki kiri dukuan. Mungkin ini efek dari fokusnya yang terpecah belah antara manjat dan melindungi roknya.

Udah jatuh gini, Athena tidak ditolong. Malahan ia cuma diliatin oleh Alvarez.

"Udah gue tebak cewe kayak lo gak bakal bisa lewat ginian."

"Jangan remehin gue lo!" Athena berdiri dengan kesal, lalu memukul-mukul roknya yang kotor. "Makanya kalo liat udah mau jatuh, inisiatif tolongin dong!"

"Ya udah buruan anjir! Banyak ngomong!"

Athena mendesis panjang karena cara bicara Alvarez yang gak pernah nyantai. Gak mau banyak mikirc dia akhirnya kembali memanjat. Namun, tiba-tiba dia terpeleset lagi oleh karena lumut pohon yang basah akibat bekas air hujan. Untungnya, dengan gesit Alvarez menahan pinggangnya.

Athena spontan melihat Alvarez yang berada di bawahnya, juga tangan cowok itu. Tapi, ia buru-buru lanjut memanjat semakin tinggi lagi. Ketika ia sudah cukup tinggi, Alvarez baru mulai memanjat.

Athena seberusaha mungkin menjaga keseimbangannya. Ia tidak mau rendah lagi di mata Alvarez. Tidak sekali pun.

"Gak usah sok cepet-cepet."

ALVAREZ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang