Hai all. Happy reading and don't forget to vote and comment. Thank youu.***
Upacara pengibaran bendera sang merah putih hari Senin tanggal 15 Juli 2019 segera dimulai.
Masing-masing pemimpin barisan menyiapkan barisannya.
Upacara bendera merah putih yang setiap hari senin pagi dilaksanakan baru saja dimulai. Namun tidak lama dari itu, datang laki-laki dengan napas yang tersenggal-senggal tepat di samping gadis yang di segaramnya tertera nama Kaladyra Alodia dengan peluh keringat membasahi wajahnya.
"Huhh!! Huhh!!"
Laki-laki dengan sepatu Converse Chuck Taylor All Star berwarna hitam yang sepertinya baru saja dicuci, meskipun ada beberapa noda yang tampaknya tidak bisa hilang berdiri di barisan sebelah Kala baru saja datang memasuki barisan upacara. Dan lucunya, terdapat boneka kecil yang terselip diantara tali sepatu itu.
Dia menunduk dengan kedua tangan yang ia tumpukan pada lututnya untuk mengatur napas yang masih tersenggal-senggal. Kala tidak dapat melihat siapa itu sebab topi upacara yang menutupi sebagian wajahnya.
Dari sini Kala dapat melihat bulir-bulir keringat yang jatuh di pelipis cowok itu. Tanpa pikir panjang, Kala mengeluarkan tisu yang berada di sakunya lalu diberikan kepada laki-laki tersebut. Dia benar-benar terlihat kelelahan.
Laki-laki itu menoleh menghadap Kala, lalu menegakan badannya.
Melihat siapa yang hendak dia beri tisu, dengan segera Kala menarik lagi tangannya untuk kembali memasukan tisu tersebut ke dalam sakunya.
Akan tetapi, belum sempat Kala memasukan kembali tisu miliknya. Selembaran putih itu ditarik lebih dulu oleh laki-laki di sebelahnya. Kala mendelik melihat dia sedang menghapus keringat menggunakan tisu miliknya. Kemudian dengan kurang ajarnya, dia mengembalikan tisu tersebut setelah selesai ia pakai.
"Gak boleh buang sampah sembarangan!" katanya seraya meletakan tisu tersebut ke dalam saku rok Kala dengan cepat.
Kala berdecak kasar, lalu ia merogoh sakunya. Dan melempar tisu itu sampai akhirnya mengenai pelipis laki-laki tersebut.
"Muka lo tuh. Sampah!" sentak Kala.
Kala mengelap secara kasar sebelah tangannya. Lalu kembali menghadap ke depan dan memperhatikan jalannya upacara.
Laki-laki itu ialah Gentala Oryźa, manusia menyebalkan yang sayangnya menjadi teman sekelas Kala tahun ini.
Bukannya tersinggung dengan ucapan Kala, Genta justru terkekeh dalam hati menertawakan tingkah gadis di sampingnya—gadis jutek yang sering sekali dia jaili.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTALA (WHEN WE WERE YOUNG)
Teen Fiction𝘿𝙖𝙧𝙞 𝙨𝙚𝙠𝙞𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙣𝙮𝙖𝙠 𝙘𝙚𝙬𝙚𝙠 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙖𝙙𝙖 𝙙𝙞 𝙙𝙪𝙣𝙞𝙖 𝙞𝙣𝙞. 𝙆𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙨𝙖𝙝𝙖𝙗𝙖𝙩 𝙜𝙪𝙚 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙡𝙤 𝙨𝙪𝙠𝙖? [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Jangankan sekelas, bisa bertemu dengan laki-laki meny...