59. PETUGAS UPACARA

362 58 18
                                    

selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


selamat membaca. have fun!


****

KELAS XI IPS 1 hari senin pagi ini akhirnya mendapat kesempatan untuk menjadi petugas upacara bendera merah putih yang rutin dilakukan oleh seluruh murid serta guru di SMA Airlangga ini setelah menunggu giliran setiap kelas.

Seperti biasa, meskipun menjadi petugas upacara menjadi hal yang ditunggu-tunggu setiap kelas. Tetap saja ketika hari itu datang, siswa kelas saling menujuk satu sama lain untuk menjadi petugas upacara. Kebanyakan murid kelas hanya mengincar menjadi paduan suara sebab barisannya selalu berada di pojok dekat pohon rindang—barisan yang tidak terkena sengatan panas matahari. Sedangkan jika menjadi petugas upacara, mereka harus rela menjemur diri di tengah panasnya mentari pagi.

Kala yang dihimpit oleh dua orang yang berada di kanan dan kirinya, berdiri di pinggir lapangan dengan lengan yang tertekuk selebar 90 derajat dan Bendera Merah Putih yang berada di atas kedua tangannya. Dia menghembuskan napasnya gugup. Pakaiannya hari ini serba putih dan rapih. Begitu juga dengan petugas upacara yang lain.

Sorot matanya menghadap lurus, menghantarkannya untuk mengamati Genta yang berada di tengah lapangan. Laki-laki itu berdiri tanpa getir menatap lurus ke depan dengan raut wajah datar. Berbeda dengan Genta yang suka bercanda, kali ini Genta terlihat sangat serius menjalani perannya sebagai pemimpin upacara. Dia menggunakan seragam putih-putih yang apik melekat ditubuhnya. Selempang bertuliskan petugas upacara tersampir kokoh menyerong di satu pundaknya. Dasi merah putih yang menutupi lehernya dengan topi hitam khas petugas upacara. Semua atribut itu seolah di desain untuk Genta karena terlihat begitu cocok.

Kala terpana melihatnya. Benar-benar terpesona.

Kala yang melamun dengan seketika menegakkan punggungnya ketika protokol menyampaikan susunan selanjutnya.

Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya.

Gilirannya yang melaksanakan tugas bersama kedua teman perempuannya.

Kala memberi aba-aba bersiap diri untuk mereka bertiga. Kemudian melangkah maju ala anggota paskriba menuju tiang bendera. Ketiga perempuan itu berjalan dengan baik tanpa gangguan. Mereka sampai di tiang bendera dan mengelilingi tiang itu kemudian melakukan tugasnya masing-masing.

"Bendera. Siap!" kata Airin menatap pemimpin upacara dengan kedua tangan yang terbuka lebar memegang masing-masing ujung bendera.

"Kepada.... Sang Merah Putih.... Hormat.... Grak!" lontar Genta dengan suara kencangnya yang berat.

Aransemen lagu nasional Indonesia Raya berputar diikuti barisan paduan suara yang bernyanyi. Suara itu menggema menelusuk masuk ke telinga seluruh pelaksana upacara. Mereka semua hormat menghadap Bendera Merah Putih yang mulai naik seinci demi seinci. Suasana terasa begitu khidmat sampai Bendera Merah Putih berada di ujung tiang, berkelepak gagah, mengikuti angin pagi yang mampu membuat bendera pusaka itu berkibar yang kemudian disusul lagu Indonesia Raya yang sampai pada not nada terakhir.

GENTALA (WHEN WE WERE YOUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang