78. NGAMBIS BARENG

386 51 16
                                    

selamat membaca.

***

BUJUKAN Kala untuk membuat ibunya pulang ke Bandung akhirnya berhasil. Ada kewajiban yang harus Ibunya lakukan di sana. Kala tau diri bahwa dia bukan lagi satu-satunya tanggung jawab yang diemban oleh Ibu. Sudah satu minggu sejak ibunya pulang ke Bandung dan meninggalkannya sendirian di rumah. Walaupun tetap ada pembantu rumah tangga yang pulang pergi untuk membantunya, tetapi tetap saja Kala kesepian. Ini risikonya kalau membiarkan Ibu pulang ke Bandung. Kala jadi tidak punya teman. Dia menghabiskan waktu-waktunya sendirian, kecuali kalau Ibunya yang bawel itu menelpon. Bisa 5 sampai 10 kali sehari dia menelponnya, tentu dengan Rumi dan Om Erik yang ikut menyapa.

"AAAAAAAAAAA!" jerit mereka semua sembari memengang degup jantungnya masing-masing.

Malam ini rumah Kala tidak sesepi kemarin. Ada Praya, Elina, Greesa, Kyra, Ibam, Sagi, Ariel, dan Genta yang menginap di rumah malam ini. Minus Mahesa karena laki-laki itu akan menyusul agak malaman.

Atas usul Kala dan Elina yang sebenarnya sama-sama penakut tapi juga penasaran. Mereka semua memutuskan untuk menonton film horror di ruang tengah. Ruang tengah ini dirombak sedemikian rupa. Sofa disingkirkan, lalu diganti dengan gelaran karpet dan selimut serta tumpukan bantal. Lampu juga ikut dimatikan, hanya ada cahaya dari layar televisi.

"Siap-siap! Siap-siap," bisik Ibam mengintip dari sela-sela selimut ketika rasa-rasanya hantu itu akan muncul.

"AAAAAAAAAAA!" jerit mereka lagi yang padahal tadi telah Ibam suruh siap siaga.

Mereka kembali berteriak karena adengan terus-menerus menampilkan teror hantu yang mencekam.

"Akhirnya siang juga. Mau copot jantung gue," kata Greesa saat film telah berubah menjadi siang hari yang berarti tidak akan seseram tadi yang malam hari.

Mereka semua menghela napas lega.

Kyra merengek setelahnya, "Guys udah guyss. Sumpahh! Gak kuat gue nonton beginian. Ganti film romantis aja," usulnya.

"Enggak yaa!" Kala dan Elina menjawab bersamaan. Pasalnya film ini sudah mereka ingin tonton sejak lama, cuma tidak berani karena takut kalau nonton sendirian.

Mendengar itu Kyra merengut.

Adegan film kembali pada malam hari. Teror hantu itu berlanjut. Keadaan mencekam.

Prangg!

Bukannya dikagetkan dengan adegan film. Mereka bergenjit karena mendengar barang jatuh dari arah dapur. Mereka saling melihat satu sama lain dengan tatapan was-was.

"Apaan tuh jatoh?" tanya Sagi panik.

Wajah yang lain makin lama makin pucat sampai jeritan Ariel membuat mereka kelimpungan.

"SETANNN!" teriak Ariel menggelegar dan segera memasuki tubuhnya ke dalam selimut.

"AKKKHHHHHHHHH!" teriakan yang ini jauh lebih kencang daripada yang sebelum-belumnya.

Tidak mau kalah, yang lain juga ikut meringkus tubuhnya dalam selimut dengan terburu-buru. Menjerit ketakutan sambil berebut selimut agar segera membungkus tubuhnya. Mereka saling berdempetan sebab ketakutan.

GENTALA (WHEN WE WERE YOUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang