36. JAKARTA SPORTS OLYMPICS

406 62 118
                                    

Hai semua. Selamat membaca. Silahkan vote bab ini terlebih dahulu.

***

Jakarta Sports Olympics atau yang lebih dikenal dengan JSO merupakan ajang perlombaan olahraga yang ditujukan bagi semua siswa sekolah menengah atas di provinsi DKI Jakarta. Ajang perlombaan yang sudah berjalan beberapa tahun belakangan ini diikuti hampir sebagian besar sekolah yang ada di Jakarta. Terdapat 4 cabang olahraga yang diperlombakan dalam ajang ini, diantaranya Bulu Tangkis, Bola Basket, Bola Voli, dan Renang.

Hari ini merupakan hari pertama dilaksanakannya ajang perlombaan ini. Semua siswa bersemangat menyambut perlombaan ini, mereka masing-masing menunggu hasil pertandingan dari siswa yang ditunjuk mewakili sekolah. Berharap bahwa sekolahnya pulang membawa kemenangan.

Kala duduk di kelilingi teman-temannya yang berdiri. Dengan jersey badminton yang berwarna biru tua dengan sedikit aksen putih di bagian pundaknya. Nama Kaladyra Alodia tersematkan jelas di punggung bagian atas bajunya. Jika biasanya, Kala selalu terlihat percaya diri dan dapat mengontrol emosinya. Kali ini tidak. Dia terduduk pucat dan terus berulang menghembuskan napasnya sejak tadi. Kegugupan benar-benar melandanya saat ini.

"Ayo Kal, semangat. Gue yakin lo pasti bisa!!" seru Kyra berapi-api.

Elina mengangguk, dia menunjukan kepalan tangannya kepada Kala, "Semangat Kal! Kita semua di sini dukung lo!!!" kata Elina menyala.

"Iya Kal. Lo enggak tau kita bela-belain minta izin ke guru piket buat dateng ke sini. Cuma buat dukung lo." tambah Greesa menatap wajah Kala yang cemas. Sagi menatap Greesa dan mengangguk setuju.

Kala memandang gamang mereka semua, "Bisa gak ya?" tanyanya ragu.

"BISAA!!!" jawab mereka bersamaan.

"Pasti bisa!" ucap Praya dengan sangat yakin menepuk pundak Kala.

Mereka semua berkumpul di fitting room yang disediakan panitia. Kala tidak ingin melihat lapangan yang akan menjadi tempat pertandingannya dan malah menambah kegugupannya yang tak kunjung reda. Semua teman-temannya sudah menyemangatinya, tetapi tetap tidak mengurangi rasa cemasnya. Bahkan, ayahnya telah menelponnya lewat vidio dan memberikan rasa semangat.

Kala menatap temannya satu per satu yang memandangnya dengan tatapan yakin.

Mereka semua menggunakan seragam putih abu-abu. Sebab hari ini seharusnya mereka memang tetap berada di wilayah sekolah. Namun, memaksakan diri hadir, menyemangati Kala, dan meninggalkan kewajiban yang seharusnya mereka jalani di sekolah. Sekolah belum memberi kebebasan penuh untuk para siswanya yang ingin mendukung perlombaan ini.

"KALA SEMANGAT!!!" jerit Ibam dan Ariel bersamaan, mengagetkan mereka semua. Kyra memukul lengan Ibam dan Ariel bergatian, "Lo berdua emang gak bisa tenang!" sentak Kyra membuat Ibam serta Ariel menyengir. Niat hati ingin mendukung Kala malah mendapat tatapan tajam dari semua temannya.

"Semangat. Kamu pasti bisa. Kita semua di sini, enggak perlu khawatir." kata Mahesa duduk di sebelah Kala dan mengelus lembut punggung gadis ini.

Kala mengangguk samar.

Genta mengamati telapak tangan Mahesa yang bergerak perlahan di punggung Kala.

"Iya udah kita keluar dulu. Kata panitia enggak boleh lama-lama." pamit Elina menatap teman-temannya mengajak.

Praya mengangguk, "Kita keluar dulu ya, Kal."

"Iya. Makasih udah nyempetin ke sini dan dukung gue." kata Kala dibalas anggukan oleh mereka.

Mereka satu demi satu berlalu pergi setelah mengucap kata semangat dan menepuk pundak Kala. Menyisakan Genta yang berada di ruangan ini berdua dengan Kala. Genta menjadi orang terakhir yang keluar setelah teman-temannya. Sengaja ingin menjadi orang terakhir dan menunggu semuanya keluar.

GENTALA (WHEN WE WERE YOUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang