49. SECOND LEAD

438 68 34
                                    

hai semuanya. Sebelum membaca jangan lupa vote dan juga komen untuk membagikan pendapat kalian. Enjoy!!!

 Enjoy!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

LAPANGAN BASKET saat ini dipenuhi oleh teriakan hingar bingar para siswa yang sedang menonton permainan bola basket antara kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPA 3 pada jam istirahat. Di jam-jam seperti ini memang sudah menjadi rutinitas untuk tidak akan membiarkan sekolah sepi sedetik pun.

Kala, Elina, dan juga Praya duduk di kursi panjang yang berada di tepi lapangan dengan pohon rindang yang melindungi atas mereka. Mereka bertiga menikmati permainan sambil menikmati cemilan tanpa harus berisik layaknya Kyra dan Greesa.

Tidak kalah gaduh, Greesa dan Kyra ikut meramaikan lapangan sekolah dan menyoraki pemain yang saling memantulkan bola basket itu bersama murid-murid lainnya. Mereka berdua berdiri di pinggir lapangan, terkadang sampai meloncat tidak karuan ketika tim yang mereka pilih tidak berhasil memasukan bola dalam ring. Tentu saja mereka mendukung XI IPS 1 sebab di sana terdapat Sagi dan Ibam yang juga bermain. Meskipun, di kelas XI IPA 3 terdapat Mahesa yang tidak kalah menawan.

"Bego bangat deh si Ibam. Bener-bener gak bisa main bola basket kayaknya dia!!!" rutuk Kyra berjalan menuju Kala, Elina, dan Praya yang sedang duduk di belakangnya.

"Ibam kan anak band, Ra. Masa mau lo harapin jago main bola basket," balas Praya menatap Kyra yang menegak minuman kalengnya.

"Ya iya sih! Cuma Sagi yang anak osis aja bisa kok main basket. Masa Ibam gak bisa," kata Kyra mengeluh.

"Jangan banding-bandingin kemampuan orang. Lo juga kalau Ibam lagi main drum klepek-klepek kayak apaan tau," sindir Elina.

"Tau lo, Ra!" Greesa menyenggol Kyra dari arah belakang.

Kyra mendengus kemudian duduk di sebelah Kala.

"Lo udah jadian belum sih sama Ibam?" tanya Kala menengok.

"Gimana mau jadian Kal! Ibamnya aja gak jelas. Kayak mau gak mau berhubungan lebih dari temen sama Kyra. Kyra juga samanya enggak jelas ikut-ikutan Ibam," hardik Greesa menyelak sebelum Kyra menjawab.

Elina menoleh menatap Kyra, "Emang iya, Ra?" tanyanya.

Kyra mengangguk malas, "Iya gitu lah. Lo pada tau kalau sebelum deket sama gue cewek dia banyak bangat, bikin gue maju mundur. Apalagi dia-nya juga gak ada omongan apa-apa buat pacaran. Jadi untuk saat ini gue masih milih untuk temenan aja sama dia. Puas-puasin dulu berhubungan tanpa status kayak gini. Nanti kan kalau udah pacaran, beda cerita," papar Kyra.

GENTALA (WHEN WE WERE YOUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang