10. WALKMAN MENGUNDANG CERITA LAMA

547 118 56
                                    

Don't forget to vote guys!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don't forget to vote guys!

Happy Reading

***

MATAHARI sudah mulai menurunkan eksistensinya, menemani Genta dan Kala yang sedang berada di kedai kopi daerah Blok M, dengan langit yang mulai beralih menjadi warna jingga yang sudah menjadi identitasnya.

Kewajiban mereka sebagai murid, mengharuskannya terlibat dalam tugas kelompok yang sama. Sudah dua jam mereka duduk berhadapan dengan segaram putih abu-abu yang masih melekat di tubuh mereka. Bedanya, baju seragam Genta dilindungi dengan hoodie hitam favoritnya sedangkan Kala, polos tidak memakai pelindung apa-apa—hanya seragam dengan logo osis yang menempel di saku baju.

Genta menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi kayu sambil mematahkan lehernya yang terasa pegal, "Akhirnya selesai juga." ucapnya lega sembari merengangkan tubuhnya.

"Lo masih banyak, Kal?" tanya Genta melihat Kala yang masih menulis.

Kala menggeleng, "Belum, sedikit lagi." katanya tanpa menatap Genta.

"Iya udah kelarin dulu aja, gue tungguin sampai selesai." putus Genta yang hanya dibalas gumaman oleh Kala.

Genta mengambil tasnya di bawah meja, mengeluarkan alat pemutar musik yang sudah jarang dipakai masyarakat saat ini, dan kebanyakan hanya dijadikan sebagai barang rongsokan.

Padahal menurut Genta, benda vintage ini memiliki nilai estetika yang sangat tinggi, yaitu;

Walkman—alat pemutar kaset yang berguna untuk mendengar musik dan hits di generasi 90-an.

Walkman dengan warna biru methalic bermerek SONY TPS-L2 yang terkenal pada masanya, di keluarkan oleh Genta dari bagian depan tasnya. Memakai headphone yang tersambung pada walkman. Lalu mengeluarkan cassete tape karya The Beatles : Let It Be.

Dipasangnya cassete tape itu, lalu terputar lagu dengan judul sesuai dengan nama albumnya—Let It Be.

Suasana kedai kopi yang tenang dengan wangi kopi yang menelusuk masuk ke indra penciuman, mendukung Genta untuk menikmati lagu ini. Mulutnya bergumam mengikuti lirik dari lagu, tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.

Kala merenggangkan pundak, lalu menyeruput minuman rasa Vanilla Latte tanpa sedotan. Menatap Genta yang sedang memandang ke luar jendela dengan musik yang hanya didengar oleh dirinya. Kala melirik ke atas meja dan melihat walkman milik Genta.

GENTALA (WHEN WE WERE YOUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang