Don't forget to vote guys! Thank you♡
Happy Reading
***
MALAM datang disusul bulan yang mulai menampilkan presensinya. Perjanjian tadi siang tentang dirinya yang bersedia untuk mengajar matematika, mendorong niatnya agar segera datang ke rumah Kala. Dengan kaus hitam polos yang tertutupi oleh hoodie berwarna merah maroon, dan jeans hitam yang menemani niatnya malam ini. Genta melajukan motornya dengan kecepatan sedang seraya menikmati suasana malam kota Jakarta.
Sebelum tiba di perumahan tempat tinggal Kala. Genta melimpir terlebih dahulu, untuk membeli martabak manis langganannya sebagai buah tangan.
Tiba di depan gerbang hitam yang menghalangi rumah bergaya minimalis—tempat tujuannya. Genta memarkirkan motor nya persis di depan gerbang. Membuka helm dengan sedikit mengibaskan rambut, lalu menyugar rambutnya yang ia sadar sedikit berantakan—kegiatan itu tanpa sadar sudah menjadi kebiasaan berurut setelah memarkirkan motor.
Meletakan helm itu di atas tangki, dan mengambil ponsel di saku kanan celananya. Genta mengirim pesan kepada Kala tentang keberadaannya.
•••Merebahkan dirinya di ranjang, dengan sheetmask yang terpasang di wajah menjadi kegiatan Kala malam ini. Seraya menatap ponsel dengan posisi landscape yang berada di depan wajahnya, menampilkan tayangan ulang dari acara talk show James Corden di YouTube.
Kala yang sedang serius menonton tayangan itu, menghela napasnya ketika mendapati notifikasi Whatsapp yang muncul. Kala bangkit dari posisinya dan terduduk di ranjang setelah membaca pesan yang ternyata berasal dari Genta.
"HAA?!" Kala melongo menatap layar ponselnya, "Di depan rumah?" tanyanya kepada diri sendiri.
Kala mengetik pesan balasan untuk Genta.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTALA (WHEN WE WERE YOUNG)
Novela Juvenil𝘿𝙖𝙧𝙞 𝙨𝙚𝙠𝙞𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙣𝙮𝙖𝙠 𝙘𝙚𝙬𝙚𝙠 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙖𝙙𝙖 𝙙𝙞 𝙙𝙪𝙣𝙞𝙖 𝙞𝙣𝙞. 𝙆𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙨𝙖𝙝𝙖𝙗𝙖𝙩 𝙜𝙪𝙚 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙡𝙤 𝙨𝙪𝙠𝙖? [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Jangankan sekelas, bisa bertemu dengan laki-laki meny...