16. LANY CONCERT : ONE FINE NIGHT

469 61 3
                                    


Oh iya, jangan lupa vote ges!

Happy Reading

***

14 Agust 2019.

TEPAT pukul 10 malam, konser dari groupband LANY baru akan dilaksanakan. Seharusnya sesuai tiket konser tidak dimulai semalam ini. Konser dilangsungkan selama dua hari. Namun, karena ada insiden yang terjadi di hari pertama, mengharuskan diundurnya jadwal konser dan berujung pada konser yang harusnya dilaksanakan selama dua hari, jadi disatukan menjadi satu hari saja.  Banyak penggemar yang dengan terang-terangan mengungkapkan kekecewaannya, termasuk Genta dan Kala.

Saat ini Genta berdiri menyandarkan tubuh tegapnya di bagian kanan kap mobil hitam dengan kilap yang memantul. Menunggu sang partner konsernya datang menghampiri. Tangan yang bersedekap dada, membuat ketampanannya malam ini meningkat drastis. Tampilannya malam ini sederhana, hanya menggunakan blue-grey jeans yang terlihat sedikit robek di bagian lututnya, white t-shirt, beige cap, and white shoes. Tetapi mampu bagi seseorang, menolehkan kepalanya dua kali hanya untuk menatapnya.

Dia sudah bertemu oleh ayah Kala sebelumnya, meminta izin dengan gentle untuk membawa anak semata wayangnya pergi malam ini. Dan sekarang, ia hanya tinggal menunggu anak yang dimaksud datang.

Laki-laki itu mengangkat salah satu sudut bibirnya. "Hai." sapa Genta tersenyum simpul melihat Kala melangkah mendekatinya.

Kala melangkah sembari mengamati penampilan Genta, kedua matanya fokus untuk menyusuri tubuh laki-laki itu. Menikmati pesona yang jarang dikeluarkan olehnya. Kala mendekati laki-laki itu, menahan raut wajahnya agar tidak terlalu kelihatan gugup.

Gimana enggak gugup? Dia ganteng bangat woii!!

Kala menipiskan bibirnya, "Udah lama?" tanya Kala berhadapan dengan Genta.

Aroma woody bercampur citrus meguap saat Kala sampai dihadapannya. Aroma yang mampu memanjakan penciuman Kala, bahkan ia sepertinya tidak akan bosan untuk menghirupnya.

"Belum." geleng Genta, "Udah yuk, naik." Genta membuka pintu mobil, mempersilahkan Kala masuk.

Kala bergeming melihat tingkah manis Genta malam ini. Tidak dapat dipungkiri, malam ini, dia lagi-lagi harus tenggelam dalam pesona laki-laki dengan sifat yang sering berklamufase itu.

Genta menunjuk pintu mobil yang sudah terbuka dengan dagunya, "Ayo." katanya.

Kala mengerjapkan kedua matanya, "Eh—iya. Ayo." gugup Kala mengutuk pikirannya yang berisi pujian terhadap Genta.

Perempuan itu naik ke sisi kiri pengemudi, lalu duduk dengan pikiran yang berkelana. Genta menutup pintu, mengitari mobil dengan pandangan Kala yang terus mengikuti. Dia duduk di sebelah Kala, mengemudi kendaraan yang ia pilih untuk malam ini.

Kala menumpukan kedua tangan di atas paha, melilitnya dengan kepala yang menghadap ke depan namun tetap memperhatikan Genta dari sudut matanya.

"Jalan?" Suara berat itu memasuki pendengaran Kala, membuatnya gugup setengah mati. Kala membasahi bibirnya dan menoleh menatap Genta. "Iya." jawabnya singkat. Setelah itu ia kembali pada pandangan sebelumnya. Mengindari tatapan yang terlalu lama dengan Genta.

GENTALA (WHEN WE WERE YOUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang