43. IT HURTS TO LOVE YOU

379 63 24
                                    

Selamat membaca bab ini semuanya.
Jangan lupa vote dan komen serta sampaikan juga pendapat kalian tentang bab ini. Terima kasih.

Love you.

****

RIUH. Satu kata yang bisa menggambarkan keadaan stadion ini. Dibandingkan dengan pertandingan badminton beberapa hari yang lalu, ternyata pertandingan bola basket jauh lebih ramai dan berisik. Di bawah sana terdapat tim basket SMA Airlangga yang menggunakan jersey biru tua melawan SMA Pancasila dengan jersey putih. Hampir seluruh angkatan SMA Airlangga turun ke lapangan, ikut mendukung tim basket sekolah. Begitu juga dengan sekolah lawan. Pertandingan basket memang pertandingan yang paling digemari dan ditunggu-tunggu oleh para murid. Oleh karena itu, pertandingan ini jauh lebih ramai dari pada pertandingan cabang olahraga lainnya.

Dua tribun yang saling berhadapan ini mendukung sekolahnya masing-masing sembari membawa suporter terbaik. Suporter dari SMA Airlangga dengan serentak memakai kaus hitam dengan tulisan SPARCA di dada sebelah kanan dan bawahan yang masih menggunakan segaram putih abu-abu. Mereka hanya mengganti seragam putih dengan kaus hitam sebab pertandingan ini dilaksanakan selepas pulang sekolah, sehingga tidak ada waktu untuk mengganti seluruh pakaian. SPARCA merupakan nama identitas bagi tim basket SMA Airlangga.

Suporter SPARCA memenuhi sebagian stadion ini. Ada yang membawa papan besar bertuliskan kata-kata penyemangat. Ada yang membawa drum yang biasa dipakai anak drumband saat eskul. Ada yang mengibarkan bendera SPARCA dan alat-alat pendukung kemeriahan lainnya. Atmosfer penuh kesolidaritasan ini benar-benar terasa memenuhi seisi gedung.

Sesak memasuki rongga setiap individu yang berada di tempat ini. Terlalu banyak penonton, tetapi justru semakin seru. Mereka meyanyikan yel-yel sekolahnya masing-masing. Sama-sama berteriak keras sampai tidak dapat ditentukan siapa penonton yang paling semangat. Namun, justru di sini esensinya. Ramai, gaduh, berisik, tetapi juga penuh kobaran semangat.

Kala berdiri di atas tribun bersama murid-murid lainnya. Dia ikut bernyanyi, menyanyikan yel-yel sekolahnya. Dia mengamati pergerakan bola basket yang saling dilempar oleh pemain di bawah sana. Di samping kanan Kala terdapat Elina dan Praya, sedangkan di samping kiri terdapat Kyra serta Greesa dan Sagi yang di tengah-tengah keramainan tetap bermesraan. Jangan ditanya di mana keberadaan Ibam dan Ariel, sebab kedua orang itu sedang berada di barisan paling depan. Barisan paling semangat yang memimpin suporter sekolah ini. Kedua orang itu sudah seperti hewan lepas kandang yang tenaganya tidak ada habisnya.

Teriakan penonton semakin keras saat bola basket yang dilempar oleh Genta ditangkap oleh Mahesa. Kedua orang itu sampai di daerah lawan mendekati ring basket. 

"SPARCA PASTI MENANG!"

"SPARCA PASTI MENANG!"

"SPARCA PASTI MENANG!"

Yel-yel itu dinyanyikan serempak oleh suporter SMA Airlangga. Kala mendepetkan kedua bahunya saat Genta dan Mahesa saling melempar bola dengan tubuh yang semakin mendekat ke ring bola basket lawan.

"Ayo. Bisa." geramnya geregetan.

Kala menyipitkan matanya, tidak mau melihat pertandingan yang semakin menggemaskan itu. Di sebelahnya, Elina mengeratkan eratanya pada lengan Kala. Dia juga harap-harap cemas melihat pertandingan itu.

"Deg-degan gue, Kal." ujar Elina di dekat Kala.

Kala mengangguk, "Sama. Gue juga." balas Kala menoleh ke arah Elina.

"Asli. Gue paling enggak bisa lihat pertandingan-pertandingan kayak gini. Bikin gemes." geramnya disetujui Kala.

Teriakan penonton semakin nyaring saat Mahesa, ketua tim basket SMA Airlangga berada di depan ring basket.

GENTALA (WHEN WE WERE YOUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang