35. JEALOUS?

538 55 71
                                    

Hai semua. Selamat membaca!

***

SUDAH selama 2 jam anggota team basket SMA Airlangga terlihat memenuhi Wargel yang tadinya sepi ini. Setelah latihan selesai, mereka langsung mengarahkan tubuhnya ke Wargel untuk istirahat melepas penat. Latihan tadi cukup berat sebab pelatih kurang puas akan progres mereka yang permainannya terlihat kurang padahal akan mendekati lomba.

Tidak terasa mereka telah menghabiskan waktu selama ini di Wargel. Jersey yang tadinya dipenuhi keringat pun telah kering berkat angin yang berlalu-lalang melewati mereka. Rambutnya tidak lagi basah, dan tubuhnya yang terasa gerah sudah teratasi.

Genta melangkah menuju sudut ruangan, memisahkan diri dari kumpulan teman basketnya yang bercanda ria. Dia berjalan mendekat ke arah stop kontak yang tertempel di pojok sana. Ponselnya mati sedari tadi, sudah saatnya untuk diisi baterainya dan mengabari orang rumah.

Beberapa saat Genta menunggu seraya duduk dan mengamati ponselnya yang baru saja dia nyalakan. Terlihat banyak notifikasi masuk memenuhi ponselnya, termasuk pesan bunda yang menanyakan keberadaannya, Genta menjawab pesan itu terlebih dahulu. Dia menyenderkan punggungnya di dinding dengan kabel pengisi daya yang tercantum di ponselnya.

Bukannya kembali ke kumpulan teman-temannya. Genta justu keasikan bermain ponsel sampai suatu ketika keningnya tiba-tibe berkerut saat melihat postingan cerita seseorang di Instagram yang terlihat baru saja diunggah.

 Genta justu keasikan bermain ponsel sampai suatu ketika keningnya tiba-tibe berkerut saat melihat postingan cerita seseorang di Instagram yang terlihat baru saja diunggah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pantes tadi buru-buru balik. Mau jalan ternyata." gumam Genta sinis menatap layar ponselnya. Mahesa memang tidak ikut dengan mereka yang ingin berkumpul di Wargel. Entah apa alasannya Mahesa tidak ikut mereka dan pergi dengan langkah terburu-buru ditemani pancaran yang tidak dapat disembunyikan memancarkan tatapan binar kesenangan.

Dan sekarang, Genta tau alasannya.

Genta yang mengetahui jadwal latihan Kala yang sama padatnya mencebik tidak suka, "Udah tau lagi capek malah diajak jalan." sindirnya. Kalimat she's so tired sudah sangat menjelaskan keadaan Kala dengan gamblang. Seharusnya Mahesa mengerti dengan keadaan Kala yang sama lelahnya, bukanya malah diajak jalan dan melupakan jam istirahat Kala yang semakin sedikit.

Tidak begitu cara mengambil atensi Kala. Bukan dengan cara melupakan kesehatan gadis itu.

Genta berdecak dengan tangan yang menutup layar ponselnya cepat. Dengan langkah gontai dia meninggalkan ponselnya yang sedang diisi daya dan kembali bergabung dengan teman-temannya.

"WADUH DI BAPAK KETUA PULANG BASKET LANGSUNG BUCIN!! GAK MAEN-MAEN!!!" seru Dion melihat layar ponselnya.

Genta datang dan mendengar seruan itu, tetapi tidak dia pedulikan.

"Bucin sama siapa Mahesa? Bukannya dia gak punya pacar?" tanya Atar mewakilkan pertanyaan yang berada di benak teman-temannya.

Dion menunjukan layar ponselnya dan dihadapkan kepada mereka semua, "Kala. Anak sebelas IPS satu."

GENTALA (WHEN WE WERE YOUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang