Castle

11.7K 1.2K 822
                                    

Thank for 1k vote 😘😘😘
Sayang kalian banyak-banyak, aku udah up nih

Ada yang kangen dan nungguin ???

Happy reading,, baca pelan-pelan ya, karena part ini naik turun kayak rollercoaster🤣🤣

Dafi hanya memandang datar wanita yang kini tergelatak di lantai sembari memegangi lengan yang dia putar hingga berbunyi retakan, suara tangisan itu sama sekali tidak membuat Dafi iba sedikitpun. Perlahan kepalanya menoleh, menatap tajam sekretaris Hanny. Lelaki paruh baya yang kini berdiri gemetar di pojok ruangan, kaki nya lemas melihat Dafi berjalan kearah nya.

"Pergi dari sini sebelum ku patahkan lehermu juga !" gertak Dafi nafasnya berderu panas tepat di depan wajah pucat sekretaris Hanny

setelah nya Dafi membenarkan jas yang dia kenakan lalu melangkah keluar, masih dengan wajah datar seperti tidak pernah melakukan apapun.

"Hiks,, a-aku mau pulang hiks,,"

di ruangan lain Alin terus menangis di pelukan Gavin, meremas kuat kemeja yang Gavin kenakan. Dia benar-benar kaget mendengar nada bicara Dafi meninggi untuk pertama kali nya semenjak mereka bersama. Rasa takut tiba-tiba menjalar di tubuh Alin, badan mungilnya gemetar dan Gavin yang merasakan itu semakin erat mendekap tubuh adiknya.

"Kamu tenangin diri kamu dulu ya sayang"

"iya tapi dirumah aja, a-aku nggak mau disini kak"

Gavin menoleh kearah pintu, dia mendesah pelan karena Dafi tak kunjung datang. Ini semua salah faham, mood Alin sangat rentan semenjak hamil. Gavin sendiri tidak mau masalah seperti ini terlalu berlarut-larut, itu akan bahaya untuk kehamilannya kalau Alin banyak pikiran.

Kemana sih tuh bocah !

tak berselang lama, setelah Gavin mengomel dalam hati tiba-tiba pintu terbuka. Sosok yang dia tunggu akhirnya datang bersama wajah pucat panik. Langkah nya perlahan mendekati Alin, ingin sekali ia mendekap wanita yang kini menangis akibat ulahnya itu

"hiks,, hikss,,"

rasanya hati semakin diremas kuat mendengar isakan Alin, Dafi tidak ada niat sama sekali membentak Alin. Dia hanya hilang kontrol, Hanny mendorong Alin dan itu sukses meledakkan emosi dalam diri Dafi tapi di waktu bersamaan dia tidak bisa langsung marah karena adanya Alin di lokasi tadi, tapi sialnya Dafi lepas kendali karena sedikit berdebat dengan Alin, dia sangat menyesal saat ini.

Gavin menjauhkan Alin dari tubuh nya, dia ingin keluar membiarkan pasangan ini menyelesaikan masalah mereka, tapi ketika Alin menyadari Dafi berdiri di samping nya gadis itu segera memeluk Gavin lagi dan tangisnya pecah lagi, kini semakin kencang.

"Ayo pulang !!!" teriak Alin suara nya tertelan dalam pelukan Gavin "aku nggak mau disini !!"

"dek tenang ya, kamu nggak boleh kayak gini. Kita selesain masalah ini ya" bujuk Gavin lembut, Alin terus menggeleng

"hiks,, a-aku takut kak,," bisik Alin serak

mendengar itu pernafasan Dafi mendadak berhenti, menarik udara untuk mengisi paru-paru nya saja terasa berat dan menyiksa. Isterinya takut ?? takut kepada dirinya ??

Tidak, jangan sampai itu terjadi.

"Sayang.." Dafi berlutut di sisi Alin menumpukan badan yang terasa lemas di atas kedua lutut. Suara nya memanggil Alin pun terdengar bergetar.

Alin tidak bergeming, dia semakin meringsut dalam dekapan Gavin, tidak ingin lepas dan melihat orang di samping nya, dia masih takut. Takut kalau Dafi akan memarahi nya lagi demi wanita tadi, jelas-jelas Alin melihat mereka makan berdua padahal sebelumnya melirik wanita lain saja Dafi enggan.

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang