Psikopat ?

11.7K 1.1K 325
                                    

Gimana ? grup nya mau di WA apa Telegram ?

minus nya WA itu anggotanya terbatas gues, tapi banyakan minta WA , gimana dong 😩😩
aku pengen semua saran kalian di terima dan semua bisa ikutan di grup tanpa kendala.

Kalau telegram aja kalian keberatan untuk dowload nya nggak ?? kalau keberatan gpp sih, lagian juga nggak begitu penting grup YAM ya kan 🙈🙈
nanti aku pertimbangkan lagi buat kenyamanan kita semua, oke.

Happy reading....

APARTEMEN QUEENA
07:30

Alin menikmati sisiran lembut yang Rose lakukan sembari dia menatap ke arah pantulan kaca dimana Rose berdiri di belakang nya menyisiri rambut Alin se lembut mungkin. Ini kali pertama setelah dia pindah ke London bisa di sisiri lagi oleh Rose, dia selalu suka setiap gerakan tangan Rose dari atas ke bawah tanpa ada sehelai rambut pun yang tersangkut. Tangan nya begitu hati-hati merawat rambut Alin membuat sang empu sangat nyaman, Rose meletak kan sisir di meja rias, kemudian memegang kedua pundak Alin menatap ke arah cermin bersama an.

Wajah mereka berdua sangat mirip, Alin bisa dibilang jiplakan real dari Rose, berbeda dengan ketiga kakak nya. Adam Gavin dan Dirga memiliki bentuk wajah, bibir, hidung dan tinggi yang menurun dari Nichol, sedangkan mata mereka semua turunan dari Rose, mata cokelat tua yang sangat indah.

Alin bahkan hampir memiliki 80% kemiripan dengan Rose, garis wajah, bibir, senyuman, dua dimple manis, rambut lurus lembut dan badan mungil, mungil jika di bandingkan dengan ketiga kakak nya tapi jika bersanding dengan wanita bule London, Luna, Dania dan teman-teman lain Alin memiliki tubuh tinggi yang sama dengan mereka. Tinggi 170cm dan badan proposional nya membuat gadis itu terlihat seperti model dengan kaki jenjang yang cantik dengan catatan jangan sandingkan dia dengan Adam si pemilik tinggi badan 185, Dirga 183, Gavin 180 dan Dafi 183cm karena efek nya dia akan menjadi gadis paling mungil di antara mereka.

"Aku belum siap menikah mi" kata Alin tiba-tiba, jemari nya memilin cincin berlian yang Dafi sematkan beberapa hari lalu sebagai bukti jika lelaki itu tidak pernah mempermasalahkan kondisi wajah Alin

Rose terlihat sedikit terkejut "kenapa sayang ? kamu masih ragu sama Dafi ?" tanya Rose cemas

Alin menggeleng "bukan mi, aku hanya takut kalau wajah ku tidak kembali seperti semula dan akan membuat kak Dafi malu" balas Alin menatap pantulan wajah nya sayu

"sayang jangan meragukan cinta Dafi sama kamu" balas Rose memperingati

"aku nggak meragukan sama sekali mi, hanya saja kak Dafi rasanya masih layak mendapat yang lebih baik dari pada gadis buruk rupa seperti aku" kata Alin menunduk sedih, Rose menghela nafas panjang mendengar itu.

"Sayang, wajah kamu pasti akan kembali seperti semula. Jadi bersabarlah, jangan buat usaha keras nak Dafi sia-sia karena keputus asa an kamu ini"

Alin terdiam sejenak, lalu dia pun mendongak menatap Rose di sisi wajah nya "maaf kan aku mi, aku hanya takut membuat nya kecewa apalagi sampai menjadi beban untuk kak Dafi" balas Alin sendu, Rose mencium pucuk kepala Alin sangat lembut kemudian pipi Alin

Rose lalu memeluk Alin dari belakang kemudian mencondongkan badan dan berbicara tepat di sisi kiri wajah Alin masih tetal menghadap ke pantulan kaca.q

"Empat bulan lalu, dia ke Indonesia hanya untuk meminta izin melamarmu ke daddy, mami dan abang kamu. Setelah itu dia terbang ke Dubai untuk meminta izin ke kak Dirga, dan apa kamu tahu sayang kalau kedua kakak kamu tidak langsung mengizinkan nya, mereka meminta waktu untuk memikirkan itu hingga pada akhirnya mereka berdua dengan berat hati melepaskan adik kecil mereka kepada Dafi, lelaki yang sudah mereka seleksi sendiri semenjak berniat mendekati mu nak"

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang