Dansa

10.1K 1.1K 547
                                    

views hampir 3k tapi vote nggak nyampek 1k, kok aku kesel dan sedih ya 😭 pen nangis banyak siders😭 padahal aku udah update, di usahain 3ribu kata biar kalian puas tapi apresiasi nya nggak ada, emang salah aku minta timbal balik ? kalian seneng baca cerita ku, dan bikin aku seneng krn vote kalian 😌

bisa nggak di part ini kasih aku vote, cuman vote dan itu nggak bayar 😔

hmmm udah deh,,,

Happy reading......

Sembari menunggu Alin selesai mandi Dafi pun memilih untuk mengganti pakaian santai terlebih dahulu, setelah nya dia duduk di bibir ranjang sambil mengecek ponsel yang sejak pagi tadi dia abaikan. Di wajah Dafi tidak ada ekspresi lain selain datar meski dia sedang membaca artikel trending nya pernikahan dia di hampir seluruh dunia, akun sosmed dia pun penuh dengan ucapan kata 'selamat' belum lagi di aplikasi chat yang juga mendapat ucapan selamat dari beberapa kolega nya. Dafi segera meletak kan ponsel ke nakas ketika dia mendengar pintu kamar mandi terbuka, dari sana keluar lah Alin Bathrobe putih melilit tubuh mungilnya dan tak lupa handuk putih membungkus rambut basah Alin.

Namun kening Dafi mengerut ketika melihat Alin berjalan sedikit pincang
"sayang kaki kamu kenapa ?" tanya Dafi mendekati Alin

"mungkin karena aku nggak pernah pakai heels, kaki aku jadi lecet kak" eluh Alin menunjukkan kaki nya yang lecet merah, dari tungkai, serta beberapa jari Alin

"sini sini" ajak Dafi menuntun pelan Alin duduk di bibir ranjang, setelah Alin duduk Dafi beranjak ke kamar mandi dan tak lama kemudian lelaki itu kembali dengan kotak p3k di tangan nya

Alin tersenyum tipis melihat Dafi berlutut di lantai kemudian membawa kaki kanan Alin ke atas paha lelaki itu
"kenapa kamu nggak bilang kalau heels nya nggak nyaman" omel Dafi sembari pelan-pelan memberi salep ke beberapa titik lecet di kaki Alin

"awal nya nyaman kak, tapi mungkin kelamaan berdiri lama-lama lecet gini" balas Alin terus menatap Dafi yang tampak begitu serius mengobati kakinya

Dafi pun mendongak "masih sakit ?" tanya nya menatap cemas ke arah Alin, jemari nya begitu lembut mengusap kaki Alin

"nggak begitu sakit kok kak, cuman agak perih aja kalau jalan" balas Alin tersenyum manis

Dafi kemudian berdiri, dia menaruh kotak p3k di atas nakas dan setelah nya dia duduk di samping Alin
"nanti malam jangan pakai heels ya" kata Dafi membuka handuk yang membungkus rambut basah Alin, sontak Alin merubah posisi memunggungi Dafi membiarkan lelaki itu mengusak-usak rambut basah Alin dengan handuk tersebut agar cepat kering

"tapi dress nanti malam cocok nya sama heels kak" jawab Alin menghela nafas panjang

"iya aku tahu, tapi kaki kamu nggak bisa pakai heels lagi untuk waktu dekat, bisa-bisa lecet nya tambah parah" kata Dafi memperingati, kedua tangan nya begitu telaten mengeringkan rambut Alin

"terus gimana ?" tanya Alin cemberut kecewa, dia tidak mungkin memakai baju lain karena waktu nya sudah sangat mepet dan apa yang Dafi katakan memang benar, Alin tidak bisa memakai heels lagi nanti malam untuk acara resepsi

gerakan tangan Dafi berhenti, dia memutar tubuh Alin agar berhadapan dengan nya. Dafi tersenyum geli melihat wajah cemberut istrinya itu, istri ?? ah yaa, Dafi merasa sangat bahagia bisa menikahi gadis yang sangat dia cintai ini

"serahin semua nya sama aku, oke ?" kata Dafi mengusap sayang sisi wajah Alin

********

Gedung acara pernikahan Alin dan Dafi memang di sewa penuh untuk acara special tersebut, beserta pelayan terbaik, penjagaan super ketat di dalam maupun luar gedung tersebut. Nichol tidak akan membiarkan satu kesalahan pun terjadi di pernikahan putrinya ini, maka dari itu dia menambah penjagaan ekstra. Beberapa fasilitas yang ada disana  begitu manjakan tamu undangan sembari menunggu waktu resepsi nanti, seperti Luna Bunga , Dania dan Rose yang kini sedang relaksasi di spa lantai atas gedung itu, memanjakan diri dengan pelayan terbaik disana.

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang