Putus

12.4K 1K 244
                                    

Waktu dan tempat di persilahkan untuk memarahi author yang telat up ini 😭😭

Mon maaf, bukan nya nggak tau kalau komen tembus tapi dua hari ini ketiduran terus dan otak lagi blank nggak ada ide. Jadi aku tenangin dulu biar dapet part yang nge feel, jujur aku sampek takut buka WP karena pasti kalian nge gas soal nya meleset dari janji🙈🐱

langsung aja lah, dari pada di semprot aku.

Happy reading.....

Suara tangisan Alin seperti belati penyayat hati bagi semua anggota keluarga nya termasuk Dafi, gadis itu terus ter isak dalam dekapan Adam

"a-aku nggak mau kayak gini bang,, hikss,,aku nggak mau" racau Alin meremas kuat kemeja Adam

"iya sayang iya, abang pasti carikan pengobatan terbaik biar wajah kamu kembali" ujar Adam terdengar serak nan berat, dia berharap ucapan itu bisa sedikit menenangkan Alin. Meskipun Adam memang akan mencarikan pengobatan terbaik agar wajah adik nya kembali lagi seperti dulu, dia tidak akan pernah tega melihat Alin seperti ini.

Ketika melihat kondisi wajah nya sendiri mampu memukul kuat perasaan lembut gadis itu, setengah wajah cantik nya dulu kini berubah menjadi luka bakar yang sangat menyeramkan. Alin tidak pernah menyangka jika kondisi nya akan seperti ini, dia kira panas yang dia rasakan tadi tidak ber efek sampai separah ini, namun setelah melihat jelas bagaimana wajah nya kini Alin seketika itu jijik kepada dirinya sendiri, siapa yang akan terima bila wajah cantik nya langsung berubah menjadi wajah si buruk rupa. Bagaimana dengan kehidupan nya nanti dengan tampilan baru yang lebih buruk, Alin belum siap dan dan tidak akan pernah siap untuk menerima itu semua.

Adam merebahkan tubuh Alin selembut yang dia bisa sesaat dia merasa tubuh gadis itu melemas dan isakan pilu tadi hanya sisa sesegukan saja. Adik nya menangis hingga tertidur lelap dalam pelukan nya, ibu jari Adam di gunakan untuk mengusap sisa air mata kemudian ingus adik nya tanpa jijik sama sekali. Di tatap nya lekat wajah cantik itu dengan perasaan hancur yang dia rasa kini, wajah itu kini di lapisi permukaan merah kecokelatan dengan gelembung kecil di beberapa tempat.

Gavin menghapus kasar sisa air matanya, dia berbalik hendak mencuci muka namun dia terkejut mendapati Dafi diam mematung melihat ke arah adik nya. Gavin menepuk pelan pundak kanan Dafi membuat teman nya itu menoleh lemas

"ganti dulu baju lo" suruh Gavin serak, Dafi tidak menjawab dia kembali fokus menatap Alin, Gavin pun memilih masuk ke kamar mandi.

Dafi perlahan mendekat ke ranjang Alin, dengan langkah gontai nya dia melewati Nichol, Rose dan Dirga tanpa memgucapkan satu kata apapun. Mulut nya terakhir bersuara ketika dia membentak Fency, setelah itu Dafi tidak berbicara apapun sejak tadi

"Queen,," kata lirih untuk pertama kali setelah kebungkaman Dafi, tangan dingin nya meraih tangan kanan Alin dengan gemetar lalu menempelkan punggung tangan itu di permukaan bibirnya.

Semua disana tidak kuasa melihat kekacauan Dafi, apalagi kini badan lelaki itu kembali bergetar, Dafi kembali menangis masih dengan mencium punggung tangan Alin. Mereka tahu jika Dafi pasti merasakan kesedihan yang sama, apalagi rencana special yang sudah di siapkan kini gagal total berganti bencana paling menyedihkan.

"Dia akan baik-baik saja" ujar Adam sembari menghela nafas berat nya, menatap Dafi prihatin.

"Nak Dafi, ganti baju dulu ya" kini Rose yang menyuruh, dia kasihan melihat kacau nya Dafi.

"iya nak, biarkan Queen istirahat. Dia pasti sangat terpukul dengan kondisinya kini, lebih baik kamu mandi, ganti baju dulu" timbal Nichol serak

"biarkan saya disini sebentar saja" balas Dafi lirih

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang