You Are Mine

Detik detik

Ada yang kangen nggak sih ?????

Btw ini jam nya sahur, gimana puasa kalian ??

maaf yaa up nya lama, pekerjaan di dunia nyata baru aja selesai insya alloh habis ini bakalan produktif lagi untuk project Adam juga , doain aja yaa 😚

------

"kita mau cari kemana lagi bang !!" teriak Dirga frustasi dari kursi belakang, kemeja yang tadinya rapi dia kenakan kini berubah acak-acak an. Bukan hanya Dirga, nasib kemeja Adam pun sama saja.

"aduh, adek nelpon lagi" gerutu Dirga untuk kesekian kali

"cepet angkat !"

"terus mau ngomong apa, kita kan belum dapet"

"pokoknya angkat dulu biar nggak makin marah-marah !"

dengan perasaan takut Dirga menerima panggilan dari Alin, dia menarik nafas sedalam mungkin guna menyiapkan diri menerima... ?

"KAK DIRGA DIMANA SIH KOK LAMA BANGET !!"

"SENGAJA YA MAU BUAT ANAK AKU ILERAN !"

Dirga sampai menjauhkan ponsel dari telinganya bahkan Adam saja yang menyetir di depan sana mengernyit ngeri mendengar suara Alin

"i-iya dek ini masih nyari"

"nyari kemana sih sampek dua jam gini !"

"ya ke toko buah dong sayang, masa toko bangunan"

"kak aku lagi nggak pengen becanda ya !"

"i-iya ma-maaf"

"pokoknya aku kasih 15menit lagi kak Dirga dan Abang harus pulang bawa mangga muda nya !"

suara telpon terputus bersamaan dengan helaan nafas pasrah dari dua bersaudara itu, pasalnya mereka sudah mencari ke seluruh toko buah untuk menuruti kemauan Alin tapi kata penjualnya musim saat ini tidak ada buah mangga yang berbuah, ada pun itu pasti jarang sekali.

"Anak buah abang nggak ngasih kabar apa-apa ?" tanya Dirga lemas, badan nya sudah lelah bersandar tanpa tenaga

"nasib mereka sama"

jawaban Adam membuat Dirga ingin menghilang saja dari dunia ini, seorang wanita yang dulunya kalem, lembut, kalau bicara sangat nyaman terdengar ternyata mempunyai sisi yang tidak pernah di sangka-sangka kalau sudah hamil begini.

"Coba deh bang kita masuk ke perkampungan, kali aja disana ada" usul Dirga sudah tidak tahu harus cari kemana

"keluar kota ?"

"ya mau gimana lagi"

Adam pun menyetujui perkataan Dirga, dia sebenarnya juga sangat lelah berkeliling kota untuk mencari mangga. Kalau di desa tetap tidak ada maka jalan terakhir hidup mereka adalah menerima amukan dari Alin.

Berhubung posisi mereka memang sudah mendekati batas kota jadi perjalanan selanjutnya tidak terlalu jauh menuju kampung terdekat. Mobil mewah nya menjadi sorotan utama para warga sekitar desa itu, tidak pernah ada mobil sejenis lambo masuk ke desanya. Untung nya jalanan yang mereka lalui sudah aspal sehingga tidak terlalu merepotkan Adam yang membawa mobil sport itu.

"Berhenti sini deh bang, biar aku yang turun"

Adam menurut saja tanpa mengatakan apapun, dia menepi di jalan yang sisi kanan kiri nya ada barisan rumah warga. Matanya menyusuri sekitar, melihat bagaimana aktifitas orang perkampungan seperti ini. Ada yang menjemur pakaian, menjemur padi serta banyak anak-anak kecil berlarian kesana kemari menikmati masa kecil mereka.