Cerita Dirga

9.6K 1K 648
                                    


Ada yang kangen ????

maaf ya baru free dari kesibukan jadi panitia pemilu, terus di gembor sama 1000 hari nya nenek selama satu minggu karena buat jajanan sendiri 😭😭😭

Aku kasih 3.5 kata nih, udah banyak dan baca pelan-pelan aja oke 🤗🤗🤗



Happy reading.....


Suara pintu terbuka mengubah perhatian Dafi dan Alin yang sejak tadi memandangi perut rata berisi kehidupan baru menggemaskan di dalam nya. Alin tersenyum sangat cerah melihat sosok yang telah dia rindukan dua hari ini berjalan mendekat ke arah nya sedangkan Dafi memilih bergeser posisi memberikan tempat supaya tamu itu duduk di sebelah Alin, sebenarnya tidak ikhlas menjauh dari Alin dan anak nya tapi dari pada dia kena semprot lebih baik mengalah untuk beberapa menit saja

"abang kapan pulang ? bukan nya masih lusa ya ?"

Adam tersenyum hangat sembari duduk bersebelahan dengan Alin, tangan bekas dia menonjok Dirga kini mengelus lembut surai hitam Alin begitu penuh kasih sayang. Otot menonjol akibat tegang akan amarah tadi kini sedikit kendur jika sudah berhadapan dengan Alin, perasaan marah memuncak juga perlahan melembut kembali

"Pasti abang bohongin aku lagi" tuding Alin cemberut lucu

"abang mau kasih kamu kejutan tapi malah abang yang terkejut" balas Adam serak "bagaimana kondisi mu sayang, apa perut nya masih sakit ?"

Alin menggeleng pelan "aku sudah baik-baik saja bang"

tangan kanan Adam berpindah ke atas perut rata Alin seakan menyentuh calon keponakan nya di sana
"kalau kabar keponakan abang bagaimana ?"

mendengar pertanyaan Adam membuat Alin tersenyum semakin cerah, Adam menatap perut Alin begitu lembut dan tak lupa senyum manis yang jarang sekali muncul dal am keseharian seorang Adam
"dia juga baik bang tapi aku hampir mencelakainya" lirih Alin mendesah lesu

bukan Alin tapi Bunga, Adam ingat jelas bagaimana Bunga sengaja menyenggol Alin yang memang dalam kondisi kurang seimbang akibat sakit kepalanya itu, mengingat hal seperti itu membuat tatapan mata Adam seketika menggelap dan Alin menyadari itu

"abang boleh marah sama aku karena aku ceroboh, aku belum bisa jaga diri baik-baik, aku selalu nyusahin banyak orang, aku nggak tau apa jadinya kalau sampai aku kegu-"

"jangan katakan prediksi buruk apapun untuk dirimu Queen, abang nggak suka" potong Adam menatap Alin intens, dari nada nya saja Adam sangat tegas tidak suka Alin berkata seperti itu.

"Dan satu lagi, kejadian ini bukan salah kamu, kamu tidak pernah menyusahkan siapapun apalagi abang, kamu memang tidak di takdir kan untuk bisa jaga diri sendiri karena kalau sampai itu terjadi abang, kedua kakak mu, Dafi dan juga dad merasa tidak akan pernah ada tujuan hidup. Lagi pula Abang yakin kamu akan jadi ibu terbaik untuk anak-anak mu kelak jadi stop untuk tidak mempercayai diri sendiri sayang, paham ?" Adam mencubit gemas ujung hidung Alin membuat adik nya itu tertawa

"bang Adam benar" sahut Dafi, membuat Adam dan Alin menoleh pada nya "kamu perempuan hebat, kamu kuat dan aku juga yakin anak kita pasti bangga mempunyai ibunda seorang Queena, seperti aku bangga memiliki kamu sayang" ujar Dafi menatap puja sosok Alin saat ini, dia tidak tahu rasa sakit seperti apa yang Alin rasakan ketika perut nya terbentur dan pendarahan beberapa waktu lalu

namun yang Dafi yakini rasa sakit Alin tadi pasti sangat menyiksa, Dafi sendiri tidak yakin bisa menahan nya jika itu terjadi kepada dirinya sendiri. Alin tersenyum haru mendengar ucapan Adam dan juga Dafi, mereka saja membanggakan nya kenapa dia tidak bisa melakukan itu pada dirinya sendiri. Alin memang harus menjadi wanita kuat kedepannya nanti mengingat kandungan nya kini mengalami masalah cukup serius, dia harus lebih hati-hati dalam bertindak supaya tidak membahayakan anak nya lagi, kini ada satu nyawa lagi yang harus Alin jaga sepenuh jiwa dan raga.

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang