Yang sebenarnya

9.8K 1.3K 1.6K
                                    


Kalian Gila ! minta 500 dapet 800 komen 😭 benar-benar readers tergila 🤣🤣🤣

langsung aja yeeee dari pada di sembur terus aku dari kemaren 😂


Happy reading beb..

"bisa lebih cepat lagi !" sentak Dirga kepada sang supir di depan nya, supir itu mengangguk takut

"jangan marah-marah, aku nggak papa sayang" tegur Bunga mengusap sayang rahang Dirga, Dirga menangkap tangan Bunga dan mengecup nya lama

"maaf kan aku gagal menjaga mu lagi sayang" sesal Dirga serak

"kamu nggak salah, ini cuma kram biasa"

Dirga tidak membalas, dia sibuk mengelus perut Bunga berharap rasa sakit yang Bunga derita segera reda. Kepanikan Dirga membuat nya tidak bisa berfikir jernih, dia ingin segera sampai ke rumah sakit secepat mungkin.

"Kalau dalam lima menit kau belum juga bisa sampai ke rumah sakit detik itu juga akan ku tendang kau keluar !!" lagi-lagi Dirga membantak, persis seperti Adam jika sudah panik pasti kalang kabut seperti ini. Mengancam apa dan siapapun itu demi keselamatan orang yang dia sayang

supir Dirga tentu tidak ingin di tendang keluar, dia melajukan nya cepat menyalip sana sini tanpa ada rasa takut sama sekali, sebentar lagi mobil yang mereka naik akan sampai ke rumah sakit tetapi itu malah membuat Bunga ketakutan, jelas dia takut karena rasa sakit yang di eluh kan sejak tadi hanya rekayasa dan bagaimana kalau dokter mengatakan perut Bunga tidak ada keluhan apapun kepada Dirga, pasti Dirga akan marah karena telah di bohongi. Semua rencana nya akan gagal total, tapi ada rasa lega sedikit karena dia tadi sempat menyenggol Alin saat berjalan melewati samping Alin kejadian itu tidak akan ada yang tahu sebab Bunga melakukan nya seperti orang linglung akibat rasa sakit sehingga berjalan tidak seimbang dan tak sengaja menyenggol Alin, padahal nyatanya Bunga sengaja dan berniat melakukan itu sejak awal. Begitu saja menurut Bunga sebuah peluang langka dimana putri seorang Godard berhasil dia kalahkan

"kita ke apartemen saja ya, aku nggak betah bau obat" ajak Bunga manja, dia tidak boleh sampai kerumah sakit

"nggak bisa sayang, kita harus memastikan anak kita baik-baik saja"

"tapi kram ku sudah membaik dan aku nggak mau ke rumah sakit"

"ini bukan hanya anak mu saja Bunga tapi juga anak ku, jadi tolong dengar kan saran ku" peringat Dirga tegas, dia khawatir akan terjadi sesuatu kepada anak nya. Dirga hanya ingin memastikan semua baik-baik saja agar perasaan nya tenang

Bunga menghela nafas lesu, kalau intonasi nada Dirga naik berarti tidak bisa di bantah lagi.

Setelah mobil berhenti di depan pintu utama rumah sakit Dirga segera merangkul Bunga masuk, dia memanggil suster untuk membawakan kursi roda. Kini Dirga mendorong kursi roda Bunga menuju dokter kandungan kepercayaan nya

"kamu tunggu disini, aku urus administrasi nya dulu" ujar Dirga lembut, kemudian Dirga menatap dokter dibalik meja kerja nya "berikan yang terbaik untuk nya" suruh Dirga kepada dokter bernama Cindy, Cindy mengangguk tegas.

"Jangan lama-lama" pinta Bunga sebelum akhirnya Dirga benar-benar keluar ruangan tersebut, meninggalkan Bunga berdua saja bersama Ratna

******

Tidak berselang lama setelah kepergian Dirga membawa Bunga ke rumah sakit, perusahaan Dirga atau lebih tepat nya ruangan Dirga mendadak ramai karena teriakan histeris sekretaris Dirga yang menemukan Alin tergeletak pingsan dengan darah segar mengalir melewati dua paha sampai membasahi lantai putih ruangan Dirga, para karyawan berbondong-bondong mengerumungi lokasi dimana Alin pingsan untuk melihat jelas apa yang terjadi

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang