Tamu tak di undang

11.6K 1.1K 365
                                    


Aku publish ulang ada beberapa part awal yang aku ganti jadi silahkan baca ulang 😂😂🙏, maaf sudah membuat kalian bingung. Aku baru tahu kalau operasi plastik itu ada dua jenis, jadi disini aku putusin agar Alin melakukan operasi.

Buat tadi yg sudah memberi info soal operasi plastik, terimakasih banyak dengan begini aku bisa membenarkan tulisan ku biar masuk akal dan nggak asal"an memberi cerita.

Maaf ya lama nggak update 😩😩
part ini udah aku buat panjang kok, jadi bacanya pelan-pelan dan hayati, oke ??

Happy reading......

Queena Apartemen
09:30

Sudah hampir satu jam Alin duduk terdiam di depan kaca kamar nya, menatap intens wajah yang kini berubah menjijikkan. Meski Dafi mau menerima kondisi yang seperti itu namun Alin tetap tidak bisa menerima nya sendiri, kondisi mental nya semakin tertekan saat ini.

Dia tidak berani menampak kan diri ke halayak umum, berangkat kuliah bersama Luna dan Dania, serta bermain bersama mereka ke mall. Mungkin tidak akan ada larangan bagi orang berwajah seperti nya untuk ber keliaran di luar sana namun tanpa di coba saja Alin sudah bisa menebak reaksi mereka jika melihat Alin yang sekarang, jika tidak saling membisik mungkin akan menunjukkan reaksi wajah jijik.

Alin bukan terlalu ber negatif thingking, dia hanya memposisikan diri nya sendiri ketika melihat sebelah wajah nya itu. Dia saja jijik apalagi orang lain ???

Luka nya tidak begitu sakit karena memang hampir 90% sudah kering, namun berganti kerak kulit yang nanti akan perlahan mengelupas dan meninggalkan jejak warna putih pucat berbeda dengan wajah normal nya. Sekitar 5 sampai 10 bulan waktu yang Alin butuhkan untuk menyembuhkan luka beserta bekas nya, bahkan bisa lebih dari itu.

Dia harus menjalani beberapa pengobatan serta perawatan medis ahli bedah agar wajah nya bisa kembali seperti semula. Semua proses itu akan memakan waktu yang cukup lama karena serbuk soda api tersebut sudah merusak jaringan kulit hingga kelapisan dalam membuat kulit Alin mati dan tidak bisa beregerasi lagi. Sebelah wajah nya harus transplantasi kemudian masih ada proses penyembuhan pasca operasi yang pasti nya tidak akan memakan waktu sedikit.

“Semua sudah berubah, setelah malam itu kehidupan ku berubah" ujar nya lirih sembari terus menatap pantulan wajahnya sendiri, Alin mengangkat tangan kiri nya untuk menyentuh pelan luka itu yang dia rasa kini agak kasar.

"Aku harus merelakan cita-cita ku menjadi dokter hilang begitu saja, karena mana mungkin aku kuliah dengan kondisi seperti ini" imbuh Alin gemetar, matanya mulai memanas lagi.

Kini kedua mata nya meneteskan air asin, air yang sama sekali tidak kering meski sudah tiap hari keluar. Air yang menjadi teman setiap malam ketika Alin meratapi kehidupan nya yang benar-benar berubah total, dia harus berhenti kuliah meninggalkan cita-cita nya karena kondisi yang dia alami kini. Nich dan Adam sudah membujuk Alin agar terus melanjutkan kuliah di apartemen, mereka akan membayar berapapun dosen yang siap membimbing Alin karena mereka tidak ingin Alin berhenti kuliah begitu saja namun gadis itu menolak, dia malu bertemu siapapun sampai waktu yang tidak bisa di tentukan oleh nya dan Nichol serta Adam sama sekali tidak bisa memaksa kemauan gadis itu.

Suara decitan pintu terbuka membuat Alin segera menghapus air matanya, dia cukup membuat mereka semua khawatir seminggu belakangan ini. Dari arah pintu masuk lah Rose membawa nampan sarapan pagi untuk nya, beserta pil resep dokter untuk menahan nyeri di luka wajah nya itu.

"Mami sudah makan ?" tanya Alin mendekati Rose mengambil alih nampan tersebut. Semenjak Alin seperti ini dia belum pernah keluar kamar sama sekali, ketiga kakak, Rose, Nich serta Dafi lah yang datang ke kamar Alin.

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang