EXTRA PART

5.9K 636 198
                                    


*****


Keluarga Godard sedang tidak baik-baik saja, dua malam terakhir mereka hidup dalam ke khawatiran sebab cucu satu-satu nya di keluarga itu mengalami panas tinggi. Dafi sampai tidak tidur sama sekali karena terus menjaga Abelia dalam dekapannya, ingin rasanya Dafi menyerap penyakit Abelia dan biarkan dia saja yang sakit tapi dia tidak punya kekuatan seperti itu.

Dia hanya manusia biasa, hanya seorang ayah yang terus berdoa supaya putrinya segera sembuh kembali.

Kini hari ketiga Abelia di rawat dirumah sakit kepercayaan keluarga Godard, gadis  kecil itu baru saja tidur setelah mendapatkan ASI. Semalam Dafi dan Alin tidak tidur sama sekali karena Abelia terus saja menangis, hati mereka berdua berasa di iris tipis-tipis mendengar tangisan Abel.

"Kamu istirahat ya sayang, biar aku yang jaga Abel" suruh Dafi mengelus sayang surai hitam Alin, dia menatap sendu wajah pucat Alin akibat bergadang semalaman.

Alin pun mengangguk samar setelah memastikan Abelia tidur nyaman. Di ruang rawat ini ada dua ranjang, satu ranjang kecil untuk Abel dan satu ranjang queen size untuk Alin dan Dafi beristirahat walau sebenarnya mereka tidak bisa istirahat dengan tenang sedikitpun.

Usia Abelia yang menginjak angka satu tahun membuatnya semakin terlihat lincah, aktif dan tambah cantik. Tawa ceria nya hilang semenjak dia jatuh sakit, ketiga uncle Abel pun tidak kalah khawatir mendapati ratu kecil mereka sakit. Terkadang Adam , Dirga maupun Gavin bergantian untuk menggendong Abel saat rewel agar Alin maupun Dafi bisa istirahat tapi sayang nya Abel hanya bisa diam ketika Dafi saja yang menggendong.

Namun hari ini sepertinya ada sedikit kabar baik untuk keluarga Godard karena panas Abelia berangsur turun. Alin belum bangun meski jam sudah menunjuk angka 4 sore, Dafi juga tidak berniat menganggu tidur Alin. Biarkan saja istrinya itu istirahat setelah kemaren malam kurang tidur.

"Panas non Abel sudah menurun banyak tuan" ujar dokter yang selama ini merawat Abel

Dafi tersenyum lebar sembari menatap Abelia yang kini dalam gendongan Gavin "syukurlah" ujar nya pelan, rasanya sangat bahagia

"Na na naa" oceh Abel memainkan jakun Gavin

"ini bukan Nana namanya tapi jakun, ayo di eja , Je A Ja, Ka U eN"

"na na naa"

"dibilangin bukan Nana kok ngeyel sih sayang" omel Gavin gemas

"kayak nya Abel nggak boleh lama-lama deket ama elu" kata Dafi mendekati Abelia dan Gavin yang asyik mengobrol tidak jelas sejak tadi

"kenapa gitu, !" seru Gavin tidak terima "gue uncle ter tampan jadi Abelia wajib deket sama gue"

Dafi menghela nafas lelah, tanpa mengatakan apapun dia mengambil pelan Abel dari pangkuan Gavin "bisa-bisa anak gue tolol sejak dini punya uncle kayak elu" ujar Dafi melenggang pergi meninggalkan Gavin dan sakit hatinya.

"Seharusnya elo berterimakasih sama gue karena ngajarin Abel ngomong tanpa harus bayar gulu les !" ujar Gavin sedikit menaikkan nada bicaranya

"dasar sinting" ujar Dafi lelah menghadapi uncle Abelia yang satu itu.

Gavin tersenyum tulus, helaan nafas panjang dia keluarkan merasa begitu lega keluarga adiknya se bahagia ini. Alin memiliki suami siaga yang begitu mencintainya dan kini di lengkapi seorang puteri cantik, dia bersyukur sekali Alin mendapatkan pasangan yang tepat seperti ini. Dulu Gavin sangat takut sikap dingin Dafi akan keluar di saat tertentu, ketika mereka bertengkar atau sebagainya tapi dugaannya salah, Dafi lebih memilih diam ketika Alin marah menggebu-gebu dan menjelaskan masalah mereka ketika emosi Alin sudah reda.

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang