Di mulai.

15.1K 1.1K 159
                                    

Ada yang nungguin ???

Etika membaca jangan lupa ya, Komen Vote and Follow

Sudah ??

Oke.

Happy Reading....

Apartemen Queena
22:03

Acara makan malam kecil-kecilan itu berakhir setengah jam lalu, kini semua penghuni di apartemen Alin sedang menikmati perut mereka yang menggembung kekenyangan, Luna dan Dania pamit pulang di antar oleh supir Alin. Alin bersorak bahagia melihat semua makanan yang ia buat habis tak tersisa, melihat ketiga kakak, teman serta Dafi makan sangat lahap Alin menjadi sangat bersyukur bisa memasak.

Sekarang tinggal mencuci piring dan peralatan memasak tadi yang menjadi pekerjaan akhir, Alin menatap miris tumpukan peralatan dapur yang kotor itu.

"mau ngapain ?" suara dari belakang Alin mengejutkan Alin yang hendak menghidupkan kran cuci piring

"mau cuci piring kak" jawab Alin mengetahui siapa pemilik suara itu, Dafi.

Alin melanjutkan niatan nya tadi, ia menghidupkan kran itu namun Dafi langsung mematikan nya.

"kok di mati in !" tanya Alin bingung

Dafi tersenyum menatap gadis nya itu "biar aku yang cuci piring" jawab nya membuat Alin menganga kaget

"nggak, ini tuh kerjaan cewek. Mending kakak kumpul sama para cowok sana" Alin mendorong tubuh Dafi agar keluar dari dapur, tapi bukan nya keluar Dafi malah memegang kedua pundak Alin menahan gadis itu agar berhenti mendorong nya

"sejak kapan pria nggak boleh cuci piring, dan sejak kapan semua pekerjaan wanita nggak boleh di lakukan oleh pria ?" tanya Dafi, Alin terdiam mengerjap-ngerjapkan mata nya polos.

"nggak tau" jawab Alin polos, Dafi terkekeh kecil lalu menyentil pelan kening Alin

"kalau gitu biarin aku yang cuci piring" Dafi membalik badan Alin lalu merangkul nya, ia membawa Alin ke arah meja pantry lalu mengangkat gadis itu sampai memekik kaget dan mendudukan nya di sana

"kak ini tinggi banget !" pekik Alin geli melihat kebawah, kalau di fikir-fikir ternyata dia sangat pendek. Meja patry ini tinggi nya di atas pinggang Dafi sedangkan dengan Alin tinggi nya hampir ke dada, benar-benar menyebalkan.

Dafi tertawa gemas saat Alin cemberut bercampur marah berada di atas pantry "mangkanya kamu diem disini, biar aku yang cuci piring, oke !" kata Dafi memberi kecupan kilat di pipi kanan Alin lalu berbalik menghadap cucian peralatan dapur yang akan ia urus

Alin masih sangat jengkel di letakkan di tempat yang membuat nya tidak bisa berbuat apa-apa, mencoba turun saja dia tidak berani apalagi melompat. Dia pun mendesah pasrah membiarkan Dafi yang berkutat dengan pekerjaan yang tidak seharusnya itu.

Tanpa sadar Alin mengulas senyum geli saat seorang CEO muda ternama, tegas dan berwibawa ini tiba-tiba menjadi sangat menggemaskan ketika mencuci piring. Punggung lebar Dafi menyulitkan Alin untuk mengintip proses seorang CEO mencuci piring, ide jahil pun muncul. Alin merogoh ponsel di saku hoodie nya lalu memotret Dafi diam-diam.

Pemandangan yang sangat langka dan manis.

Pekerjaan itu selesai sangat cepat dan hasil nya tak main-main, semua peralatan kotor tadi kini mengkilap bersih. Setelah mengeringkan kedua tangan nya Dafi kembali menghadap Alin, mengurung tubuh gadis itu di antara dua tangan yang ia tumpukan pada meja pantry.

"kakak hebat !" puji Alin sumringah

"oh ya ? kalau gitu nggak papa dong aku minta hadiah ?"

senyuman Alin pun memudar "jadi nggak ikhlas nih !" tuding Alin sengit

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang