18. Rencana

467 75 7
                                    

"Berhenti terlalu percaya kepada orang terdekat, karena bisa jadi dia adalah orang yang berusaha menyingkirkan lo. Hati-hati!"

-Alvarel Gioniel

-Alvarel Gioniel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ikuti mereka."

Kyara dan Jena mengikuti mobil Handika. Mobil berwarna hitam itu melaju dengan kecepatan sedang. Jena yang mengemudi menjaga jarak mobilnya dengan mobil Handika agar tidak terlalu dekat.

Kalau ketahuan kan bisa berabe urusannya.

Mobil itu berhenti di sebuah apartemen. Jena menghentikan mobilnya saat mobil Handika berhenti di parkiran apartemen.

Dari dalam mobil mereka memperhatikan Handika yang turun dan masuk ke gedung apartemen itu. Saat Handika sudah masuk, mobil hitam itu pergi begitu saja.

"Gimana, Ra? Kita mau ikuti mobil itu lagi?" tanya Jena namun Kyara menggeleng.

"Gak usah Na, kita lanjutin besok lagi." Jena mengangguk kemudian membawa mobilnya pergi dari sana sesuai kemauan Kyara.

Penyelidikan Kyara dan Jena berhenti sampai di sini dulu untuk hari ini karena hari sudah sore, Kyara juga masih ada urusan di Panti. Mereka akan melanjutkannya besok.

Kyara sudah mendapatkan satu informasi penting, yaitu Dion juga terlibat dalam masalah keluarganya. Selain itu, ia juga sudah mendapatkan jawaban dari satu pertanyaannya. Ternyata Handika tidak pulang ke rumah dan lebih memilih tidur di apartemen pribadinya.

Jena mengantar Kyara ke Panti Asuhan seperti permintaan gadis itu. Jena tidak tahu apa tujuan Kyara datang ke tempat ini, dia juga tidak tahu bahwa Panti Asuhan itu adalah milik keluarga Kyara. Karena memang Kyara hanya bercerita kepada Lija soal ini. Awalnya Jena marah kenapa Kyara baru bercerita sekarang, seakan-akan Jena ini bukanlah sahabat Kyara. Tapi Jena maklum saja karena Kyara memang orangnya tertutup.

"Udah dong Na, jangan ngambek," bujuk Kyara sebelum turun dari mobil Jena. "Maaf karena gue baru cerita."

Jena hanya berdehem tanpa menatap Kyara.

"Oke, kalo lo gak mau maafin, gue gak mau turun."

Jena mendengus kesal, dengan sedikit terpaksa dia menoleh pada Kyara yang sedang tersenyum. Jena memutar bola matanya malas lalu tersenyum terpaksa.

"Nah gitu dong. Yaudah, gue turun." Jena mengangguk lalu Kyara turun dari mobilnya.

Kyara menoleh saat Jena membuka kaca mobil. "Nanti lo pulang bareng siapa?" tanya gadis berlesung pipi itu.

"Bisa telepon supir." Jena mengangguk saja kemudian berpamitan pada Kyara.

Setelah mobil Jena lolos dari pandangannya, Kyara berjalan masuk ke dalam panti. Pertama, ia akan ke kamar anak-anak perempuan untuk bertemu Una, Nana, Amel dan Sofi.

DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang