24. Isi Hati

434 51 2
                                    

“Maafkan aku karena jatuh cinta pada dia yang juga kau cinta.”

—Calisa Agnesia

Pagi-pagi sekali, Kyara sudah bangun untuk mengambil sarapan di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali, Kyara sudah bangun untuk mengambil sarapan di kantin. Dari semalam ia hanya makan bakso dan juga beberapa cemilan. Tidak heran jika perutnya sudah keroncongan minta diisi.

“Elo?” tanya Kyara heran.

Baru saja ia membuka pintu, Varel sudah berdiri dengan sebuah kotak nasi di tangannya. Dengan celana hitam panjang dan juga hoodie berwarna hijau. Saat tidak menggunakan seragam Varel terlihat lebih tampan dari biasanya, apalagi dengan rambutnya yang sedikit berantakan.

“Buat lo.” Varel menyodorkan kotak nasi yang ia bawa pada gadis itu.

Kyara mengernyit. Cowok itu duduk di kursi memanjang yang tersedia di dekat pintu.

“Gue tau lo belum makan dari semalam,” ujarnya.

“Makan gih. Tambah kecil baru tahu rasa.”

Kyara memutar bola matanya, gadis itu menutup pintu, lantas berjalan ke arah kantin. Mengabaikan Varel yang terus saja mengatainya. Mulai dari bilang Kyara pendek terus menyuruhnya makan agar cepat tinggi, kekurangan gizi, dan masih banyak lagi.

“Lah? Gue dikacangin.” Varel beranjak mengejar Kyara yang kian menjauh.

“Gue udah bela-belain bangun sepagi ini demi lo!” teriak cowok itu. Di koridor asrama saat menuruni tangga. Kyara berbelok pada tikungan dekat tangga, lantas berbalik.

“Terus, lo kira gue peduli?” Kyara kembali melanjutkan jalannya.

“Hargai dong! Susah nih buatnya!” omel Varel tidak mau diam.

Kyara mempercepat langkahnya. Ocehan dari cowok itu ia anggap angin lalu. Siapa juga yang minta dibuatin sarapan, toh dia sendiri yang mau.

Setibanya di kantin, gadis itu langsung memesan satu porsi nasi goreng dengan segelas air hangat. Kemudian ia mencari tempat duduk yang sepi, Kyara sedang tidak mau diganggu sekarang. Gadis itu memilih meja paling jauh dari pintu masuk. Sembari menunggu pesanan, ia memainkan ponsel.

Banyak sekali pesan masuk dari teman-temannya—terutama Nadin. Namun Kyara tidak membalas, karena pasti ujung-ujungnya nanti akan berakhir centang dua.

Brak.

Kyara mendongak, mendapati Varel dengan wajah kusutnya. Cowok itu meletakkan kotak nasi tadi di atas meja. Lantas duduk di samping Kyara.

Rupanya dia belum menyerah.

“Lo hobi banget ngikutin gue,” ujar Kyara.

“Makan.” Varel membuka kotak nasi itu. Dua potong sandwich dan juga beberapa irisan timun dan wortel di dalamnya.

DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang