“Aku mencintaimu tapi aku sadar ada orang yang cintanya lebih besar dan tulus kepadamu.”
—Keyra Zihara
Setelah tadi malam gadis dan laki-laki itu merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh belas di depan rumah dengan sederhana. Sekarang laki-laki itu mengajaknya jalan-jalan dan makan. Namun, entah ke mana perginya laki-laki itu. Tadi Dion hanya pamit sebentar ke toilet tapi sampai sekarang tidak balik-balik.
Keyra memutuskan keluar dari restoran itu. Karena sudah mencari ke toilet pria dan tidak menemukan Dion di sana, gadis itu memutuskan pergi saja. Untung saja tadi Dion sudah membayar semua makanan mereka, kalau tidak bisa-bisa habis Keyra karena sama sekali tidak punya uang sebanyak itu.
Gadis itu celingak-celinguk mencari ke mana perginya Dion. Dia sudah berada di luar mencari keberadaan cowok itu.
“Ke mana sih, Kak Dion?” gumamnya. “Suka benget tiba-tiba hilang.”
Di seberang sana. Di depan sebuah toko bunga, ada seorang laki-laki yang berdiri membelakanginya. Perawakannya sama seperti Dion. Keyra memutuskan menghampiri laki-laki itu saja.
Saat menyeberang gadis itu hanya fokus kepada laki-laki di depan sana tanpa memperhatikan sekitar. Karena jalanan juga cukup sepi, jadi dia tidak perlu khawatir.
Namun siapa sangka, ada sebuah sepeda motor yang melaju dari sebelah kiri. Gadis itu melihatnya, namun pikirnya masih jauh jadi dia menyeberang begitu saja.
Saat kakinya melangkah, tiba-tiba motor itu melaju sangat kencang. Bukannya menghindar, Keyra malah berteriak. Sebentar lagi motor itu akan mendekat dan menabraknya, tapi Keyra masih berdiri dengan tangan menutup wajahnya. Kakinya terasa kaku, tidak bisa digerakkan.
Tin! Tin!
“AAAAAAA!!”
BRUGH
Keyra terlempar ke pinggir jalan bersama seseorang.
Seorang gadis menolong Keyra dari motor yang hampir saja menabraknya. Keyra mendongak.
“Ara?”
Keyra membersihkan celananya dari tanah. Gadis itu sedikit meringis.
“Kamu ngapain di tengah jalan sih, Key? Udah tau ada motor bukannya minggir, malah teriak! Aneh!” celetuk Kyara karena kebodohan Keyra. Gadis itu malah terkekeh.
“Aku nggak bisa apa-apa tadi, tiba-tiba aja kaki aku nggak bisa digerakkan, rasanya kaku banget.”
“Yaudah, kita duduk di sana aja dulu.”
Kyara membantu memapah Keyra agar berjalan ke bangku halte. Setelah mereka duduk, Keyra menoleh.
“Ra, aku mau ngomong sesuatu,” ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]
Teen Fiction[Selesai + Part Masih Lengkap] "𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐫𝐚𝐠𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚." "Ra, lo tadi ke taman?" "Nggak. Dari tadi gue sama Lija di rumah aja, nggak ke mana-mana." "Terus yang tadi gue ajak ngobrol siapa?" "Hah?" *** Kisah ini...