43. Selamat Tinggal

215 45 6
                                    

"Jangan lupa balik kalo udah selesai kuliahnya, nggak usah betah di sana. Langsung pulang kalo udah selesai, oke?"

—Bima Adnanda

Sudah lama sekali Kyara tak mengunjungi tempat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lama sekali Kyara tak mengunjungi tempat ini. Saat masih sekolah, Kyara hampir setiap Minggu datang untuk bertemu dengan adik-adiknya itu. Tapi setelah lulus beberapa bulan lalu, dia jarang sekali datang ke panti. Para anak-anak di sana pasti sudah merindukannya.

Kyara jadi tidak tega untuk masuk, dia belum siap melihat bagaimana reaksi anak-anak itu jika tau Kyara datang hanya untuk pamit. Kyara pasti tidak akan bisa mengucapkan kalimat perpisahan untuk anak-anak itu. Mereka adalah adik-adik yang sangat Kyara sayangi. Dia sudah menganggap mereka keluarga, dari anak-anak itu masih bayi saat pertama kali datang ke rumah panti, Kyara yang merawatnya.

Bukan hanya sebagai seorang kakak, Kyara juga turut berperan sebagai orang tua bagi anak-anak itu. Karena Kyara merasa jika mereka berhak mendapatkan perhatian lebih, mereka masih terlalu dini untuk tidak mendapatkan kasih sayang. Namun waktu berjalan sangat cepat. Mau tidak mau, dia juga harus pergi, merelakan anak-anak itu dirawat oleh petugas dan para penjaga panti.

Kyara turun dari mobilnya yang sudah ia parkirkan di depan halaman panti. Gadis itu melangkah masuk, hal pertama yang ia dapatkan adalah senyuman dari seorang anak perempuan berkepang dua. Dengan terburu-buru, anak itu berlari ke arahnya.

"Kak Rara!" teriak Una bersemangat.

"Una!"

Kyara balas tersenyum, merentangkan tangan ingin memeluk Una. Setelah anak itu berlari dan sampai pada pelukan Kyara, gadis itu langsung menciumnya. Mulai dari kening sampai pipi Una.

"Kangen banget!" ungkap Kyara dengan nada gemas.

"Una juga! Kenapa sih Kakak jarang ke sini? Udah nggak sayang lagi ya sama Una dan yang lain?" rautnya berubah sedih, sepertinya anak itu benar-benar merindukan Kyara. Hidung dan pipinya memerah karena menangis.

"Hei, sayang... kenapa mukanya sedih, hm?"

"Nggak tau, Una takut Kak Rara pergi terus nggak balik lagi."

"Kok ngomong gitu?"

"Emang benar ya Kakak mau pergi?"

Kyara terdiam, gadis itu mengelus kepala Una kemudian menghapus air mata anak itu.

"Siapa bilang, hm? Kakak nggak datang karena lagi sibuk belajar biar nanti bisa ngajarin Una sama yang lain."

Una menghapus jejak air matanya, anak itu mendongak menatap Kyara yang berdiri. "Kakak liat siapa?" tanya Una saat Kyara menatap ke arah belakangnya.

Tidak sengaja, Kyara melihat seorang cowok yang sedari tadi memperhatikan mereka. Sepertinya dia sudah ada di sana sedari tadi tapi Kyara baru menyadarinya.

DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang