45. Secepat Itu Berlalu

227 42 14
                                    

"Kenangan yang terukir selama bangku sekolah, meninggalkan rasa rindu yang membekas dalam dada"

"Kenangan yang terukir selama bangku sekolah, meninggalkan rasa rindu yang membekas dalam dada"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu nggak ada rencana mau kuliah, Key?"

Dion Anggara, laki-laki itu sedang duduk lesehan di teras rumah Keyra. Keduanya makan jambu biji bersama, ditemani dengan dua boneka dino milik Keyra yang ada di pangkuan gadis itu.

"Nggak, Kak. Keyra nggak mau nyusahin Ibu sama Ayah. Keyra sih pengennya kerja biar bisa bantu mereka, tapi nggak tau mau kerja apa. Apalagi Keyra cuma lulusan SMA, pasti susah buat dapat pekerjaan di zaman sekarang ini." Gadis itu memakan gigitan terakhir jambunya, lalu mengambil satu buah lagi.

Dion membuang sampahnya pada keranjang sampah yang ada di dekat pintu, lalu kembali menatap Keyra.

"Key," panggilnya. Kali ini nada bicaranya sangat lembut.

Keyra menatap cowok itu.

"Aku mau ngomong serius."

"Ngomong aja Kak."

"Kalo aku lamar kamu, gimana?"

Uhuk uhuk!

Keyra menyemburkan semua yang ada di dalam mulutnya, mata gadis itu membola menatap Dion yang juga menatapnya. Setelah membersihkan mulutnya, Keyra membenarkan posisi duduknya.

"Kakak bercanda 'kan?"

"Aku serius, Key."

"Kak, aku--"

"Kamu tenang aja, Key. Kalo kamu pengen lanjut kuliah, aku kasih izin kok. Aku siap biayain kamu sampai lulus."

Keyra terdiam. Bukan itu masalahnya. Keyra masih 18 tahun, usianya masih sangat muda untuk masuk ke dalam dunia pernikahan. Dia tahu Dion sudah siap secara mental dan materi. Tapi ayahnya pasti tidak akan mengizinkannya, terlebih lagi dia putri satu-satunya.

"Bukan itu masalahnya, Kak."

"Terus apa? Kamu takut Om Reno sama Tante Kirana nggak kasih izin?"

Keyra mengangguk.

"Kita bisa tunangan dulu. Kita nikah kalo kamu udah siap dan aku lulus kuliah."

"Kenapa Kakak terburu-buru?"

"Bukan buru-buru, Key. Aku cuma ingin menjaga kamu. Selama ini kita memang nggak ngapa-ngapain. Tapi aku takut kedepannya nanti terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Karena aku laki-laki yang kapan saja bisa khilaf."

Keyra bergumam dalam hati: gini amat pacaran sama yang lebih tua.

"Aku pikirkan dulu ya Kak. Lagi pula, Kakak juga masih sibuk kuliah. Aku nggak mau pikiran Kakak terbagi sama tugas dan semacamnya dengan aku nanti. Menurutku, Kakak selesaikan dulu kuliahnya baru nanti kita bahas masalah ini lagi. Aku juga akan bicara sama Ayah dan Ibu. Dan sebelum sampai pada hari itu, kita jalanin aja dulu.”

DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang