27. Cemburu & Boneka Dino

437 51 3
                                    

“Lo nggak perlu ngerti. Karena tugas lo cuma satu, jangan pernah pergi dari gue.”

Kyara datang ke sekolah bersama Jena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kyara datang ke sekolah bersama Jena. Mereka sudah merencanakan hal ini untuk menjelaskan kepada ketiga sahabat mereka.

Mereka berdua berjalan beriringan dan juga masuk kelas secara bersamaan, tentu saja membuat Lija, Nadin dan Naya terkejut. Mereka bertanya-tanya, bukannya Jena sudah tidak mau berteman dengan mereka lagi? Lalu bagaimana soal Calisa?

Lija, Nadin dan Naya berdiri menghampiri Kyara dan Jena yang baru saja datang. Naya langsung menatap Jena dengan tatapan permusuhan.

“Ngapain lo di sini?” tanya Naya, ketus. “Bukannya kemarin udah gak mau temanan lagi sama kita, hah?” lanjut Naya mendorong bahu gadis berlesung pipi itu.

“Pergi aja sana sama Calisa!” Jena sedikit mundur akibat dorongan Naya. “Pergi nggak lo?” ancam Naya lagi. Matanya masih menatap Jena tidak suka. Sedangkan gadis berlesung pipi itu hanya diam.

Kyara menahan Naya agar tidak tersulut emosi. Dia tahu kalau Naya sangat tidak suka kepada Jena sejak kejadian itu. Tapi, Jena melakukan itu juga karena ada alasannya. Dan Jena sudah menceritakan semuanya kepada Kyara. Membuat gadis dengan bandana merah itu merasa bersalah karena sudah salah paham.

Kyara menarik Naya agar menjauh dari Jena. “Udah, Nay, Jena gak seperti apa yang lo pikir.”

Naya menyentak tangan Kyara. “Kok lo malah bela dia, sih, Ra?”

Kyara menghela napasnya sebentar. “Kita semua salah paham,” ujarnya. Dia menatap Jena lalu berdiri di samping gadis itu.

“Jena gak salah. Selama ini dia hanya pura-pura biar semua kelakuan busuk Calisa terungkap. Jena cuma mau bantu Varel supaya mereka nggak jadi tunangan. Dan ... dua preman yang waktu itu gue ceritain juga nggak ada sangkut pautnya sama Jena ataupun Calisa,” jelas Kyara membuat ketiga sahabatnya bungkam.

Nadin menggeleng tidak percaya, ia berdiri dari bangkunya. Memeluk Jena lalu meminta maaf kepada gadis itu karena sudah salah paham. Lija juga sama, ia minta maaf karena sudah menjauhi Jena.

Jena melepaskan pelukan kedua sahabatnya itu. Ia tersenyum.

“Kalian nggak salah kok, guys. Gue juga tahu resiko dari rencana gue sama Varel. Tapi ini demi sahabat kita juga, kalau Varel sama Calisa nggak jadi tunangan kan Ara nggak jadi patah hati.” Jena menyenggol lengan Kyara di sebelahnya. “Iya, kan, Ra?” tanyanya menaikkan satu alisnya.

Lija dan Nadin senyum-senyum menatap Kyara. Namun gadis dengan bandana merah itu malah mengalihkan pembicaraan.

“Eh, lo pada belum ngasih gue hadiah lho sama gue!”

“Hadiah apaan?” tanya Lija.

“Karena gue menang Olimp.” Kyara menyilangkan tangannya di depan dada, mengangkat dagu berlagak sombong.

DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang