36. Happy Birthday, Key

377 53 21
                                    

“Aku nggak cantik, bukan anak orang kaya juga. Aku juga nggak pake pelet, tapi kenapa bisa ya orang perfect seperti Kak Dion itu suka sama aku?”

—Keyra Zihara

Di depan ruangan IGD rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di depan ruangan IGD rumah sakit.

Kyara dan yang lain menunggu dokter keluar. Sudah hampir setengah jam berlalu tapi belum ada tanda-tanda yang menandakan keadaan Naya baik-baik saja.

Kyara terus saja menangis sedari tadi, dengan pakaian yang penuh dengan bercak darah. Biar bagaimana pun Naya adalah sahabatnya. Kyara tentu saja khawatir dan takut kehilangan gadis itu.

Namun berbeda dengan yang lain, seperti Jena contohnya. Ia sebenarnya merasa senang dengan keadaan Naya yang seperti ini, karena Naya pantas mendapatkannya dan sebanding dengan apa yang ia perbuat sebelumnya. Kalau saja tidak dipaksa oleh Lija, Jena pasti lebih memilih tidur di rumah daripada menunggu seperti ini.

Terserah jika orang menganggapnya seperti apa, karena ia sudah benar-benar muak dan kesal kepada Naya. Belum lagi gadis itu pernah memfitnahnya. Kalau dipikir-pikir Jena dan teman-temannya memang orang yang paling sabar karena masih memaafkan si penghianat itu.

Varel yang berada di sebelah Kyara mencoba menenangkan, mengelus punggung gadis itu kemudian membawanya ke dalam pelukan.

“Udah Ra, Naya pasti baik-baik aja.”

Bukannya tenang, Kyara malah tambah terisak.

“G-gue takut, Rel. Gue takut terjadi sesuatu sama Naya.”

Varel menggeleng kemudian mengeratkan pelukannya.

“Naya itu kuat, dia pasti bertahan.”

Kyara hanya bisa menangis, selain khawatir terjadi sesuatu kepada Naya. Dia juga merasa kasihan, karena tidak ada satupun dari keluarga Naya yang datang. Padahal tadi Nadine sudah memberitahu lewat telepon kepada Mamanya. Namun sepertinya wanita itu tidak bisa pulang karena tidak mendapat izin dari atasannya.

Kedua orang tua Naya memang sudah berpisah sejak ia masih berusia 10 tahun. Mamanya setiap minggu pergi keluar kota untuk bekerja di salah satu usaha kuliner temannya. Sedangkan papanya sudah tidak pernah ada kabar setelah berpisah dari mamanya. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab Naya iri kepada Kyara dan yang lain karena keluarga mereka baik-baik saja.

Cklek.

Pintu yang terbuka mengalihkan perhatian mereka. Seorang dokter keluar membuat semuanya berdiri, Kyara menghapus air matanya dan segera mendekati dokter itu.

“Gimana keadaan teman saya, Dok? Dia baik-baik aja, kan?” tanya Kyara sembari menarik kemeja dokter itu. Varel membawa Kyara agar sedikit menjauh dan melepaskan tangan gadis itu.

“Ra, lo tenang dulu,” ujar Varel.

Nadine dan Jena mengangguk kemudian ikut menenangkan Kyara. “Tenang ya, Ra. Naya pasti baik-baik aja.”

DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang