“Aku tahu hatimu bukan untukku, tapi hatiku akan selalu ada buatmu.”
—Keyra Zihara
Keyra sudah duduk-duduk santai di teras rumahnya, selain bosan gadis itu juga merasa gerah seharian di kamar. Hanya itu yang bisa ia lakukan jika libur sekolah, hanya di rumah tidak pergi ke mana-mana. Selain naik pohon untuk makan jambu, apalagi kalau bukan duduk-duduk santai.
Keyra tidak punya ponsel karena ekonomi keluarga mereka yang pas-pasan. Kalau saja ia memiliki benda pipih itu, sudah dari tadi ia memainkannya.
Namun Keyra tidak seberuntung orang lain di luar sana yang dengan mudah membeli apa saja yang ia mau. Namun meskipun begitu, ia sangat bersyukur karena masih diberi kesehatan sampai saat ini.
Gadis itu kembali membayangkan awal pertemuan pertamanya dengan Varel di taman waktu itu. Ia tersenyum simpul mengingat cowok itu yang mengajaknya bicara. Menanyakan apa yang gadis itu lakukan. Keyra menyesal pergi begitu saja waktu itu, andai saja waktu bisa diulang, ia tidak akan pergi meninggalkan cowok itu dan mungkin akan berbincang lebih lama lagi.
Tapi perlahan senyum itu pudar disaat Keyra sadar jika Varel sudah punya Kyara.
Gadis itu menepuk dadanya yang sesak. “Apa jatuh cinta emang sesakit ini?” tanyanya pada diri sendiri.
“Kalau memang iya, aku menyesal pernah merasakannya. Ternyata jatuh cinta tidak seperti yang dikatakan banyak orang.”
“Aku salah ... karena terlalu berharap ...”
Keyra memeluk lututnya, menatap langit yang sedikit mendung, mungkin semesta juga tahu apa yang ia rasakan. Suasana hatinya tidak baik, ini untuk pertama kalinya gadis itu murung hanya karena seorang laki-laki. Biasanya gadis itu murung karena jambu di depan rumahnya tidak berbuah, tapi sekarang gadis itu murung karena cinta. Gadis kuncir dua itu ternyata sudah besar.
“Aku benci Kyara. Kenapa dia bisa seberuntung itu? Tapi semuanya percuma, karena mau seberapa keras aku mengejarnya. Hati Varel tidak akan pernah menjadi milikku,” lirihnya.
“Karena sedari awal, sudah ada pemilik hati itu. Yang sampai kapan pun tidak akan pernah tergantikan.”
Keyra beranjak berdiri saat sebuah motor berhenti di depan rumah. Baru saja ia memikirkan cowok itu, sekarang Varel sudah ada di depannya bersama seorang gadis yang tak lain adalah Kyara.
“Varel? Ara? Ada perlu apa? Kok tiba-tiba datang nggak ngabarin dulu?” tanya gadis kuncir dua itu kepada kedua remaja yang baru saja datang.
Keduanya tak menjawab. Kemudian Keyra mengangguk dan mempersilahkan mereka masuk terlebih dahulu.
“Ayok masuk dulu, kita ngomong di dalam aja,” ucap Keyra ramah.
Varel mengikuti langkah gadis itu dan mulai masuk ke dalam rumah. Menyadari sesuatu, cowok itu berbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]
Teen Fiction[Selesai + Part Masih Lengkap] "𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐫𝐚𝐠𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚." "Ra, lo tadi ke taman?" "Nggak. Dari tadi gue sama Lija di rumah aja, nggak ke mana-mana." "Terus yang tadi gue ajak ngobrol siapa?" "Hah?" *** Kisah ini...