"Kenapa aku harus tahu kebenaran ini dari orang lain, bukan kamu. Kenapa harus bohong sih, Ra?"
—Varel"Tau juga kamu mana yang cantik, Dion."
Keyra tersenyum saat Hana mengatakan hal itu. Pipinya bersemu, salting bercampur malu apalagi saat Dion mengedipkan mata kepadanya.
Malam ini, sesuai janji Dion kemarin. Dia mengajak Keyra bertemu dengan orang tuanya. Di depan meja makan itu sudah ada Hana yang duduk di sebelah Handika berhadapan dengan Dion dan Keyra.
Penampilan Keyra sangat berbeda dari sebelumnya. Rambutnya yang dibiarkan terurai menggunakan jepitan silver manik-manik disebelah kiri. Riasan wajah tipis yang Keyra pelajari sendiri dari tutorial YouTube membuatnya kelihatan lebih fresh. Tidak ada lagi kuncir kuda, kini wajahnya sudah terlihat sedikit dewasa. Tidak seperti anak kecil lagi, wajah Keyra sudah pantas dengan usia remajanya.
Tapi kata Dion, dia lebih suka Keyra yang sederhana tanpa riasan. Dia lebih suka memandang wajah asli Keyra tanpa polesan. Namun Keyra juga tidak mungkin datang seperti penampilan biasanya di depan orang tua Dion. Meskipun tidak tahu pasion, Keyra tidak akan membuat Dion malu membawanya. Buktinya gadis itu sampai-sampai rela make up dari jam tiga sore.
"Tapi kalau dilihat-lihat, Keyra ini seperti tidak asing di mata Mama. Seperti pernah lihat, tapi di mana ya? Kita belum pernah ketemu sebelumnya 'kan, Keyra?"
"Belum, Tante. Keyra baru pertama kali ketemu sama Tante."
"Keyra memang mirip sama seseorang, Ma." sahut Dion.
Hana memperhatikan Keyra lagi. "Mirip siapa ya?"
"Kyara."
Itu suara Handika. Laki-laki itu menatap Keyra seksama. "Kamu mirip dengan putri saya."
Kemudian ada rasa aneh yang menghantam dada laki-laki itu. Perasaan yang entah karena apa tiba-tiba sesak. Dia merindukan putrinya. Melihat wajah polos Keyra, Handika jadi teringat wajah Kyara saat memeluknya di bandara kemudian pergi dan hilang dari pandangannya.
"Iya, Pah. Keyra memang mirip sama Kyara. Kebetulan juga, Bunda Saras sahabat lama Tante Kirana, ibunya Keyra." Handika manggut-manggut mendengar penjelasan Dion.
"Siapa nama ibu kamu? Kirana? Jadi kamu putri dari Kirana dan Reno?" tanya Handika pada Keyra.
"Betul, Om."
"Reno dulu sahabat saya! Wah, bagaimana bisa semua ini sangat kebetulan." Handika berucap sembari tersenyum.
"Dion, Papa setuju kamu sama Keyra." putus Handika.
Laki-laki itu beralih pada Keyra, "Kamu calon mantu saya."
Keyra tersenyum. Plis, sekarang perutnya sudah dipenuhi kupu-kupu. Pipinya tambah merah. Hana mengelus puncak kepala gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]
Novela Juvenil[Selesai + Part Masih Lengkap] "𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐫𝐚𝐠𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚." "Ra, lo tadi ke taman?" "Nggak. Dari tadi gue sama Lija di rumah aja, nggak ke mana-mana." "Terus yang tadi gue ajak ngobrol siapa?" "Hah?" *** Kisah ini...