"Milikku tidak akan pernah menjadi milik orang lain, sampai kapan pun itu!"
-Calisa Agnesia
Kyara melihat Varel yang menatap sekilas ke arahnya lalu pergi dari tempat itu. Tidak tahu dorongan dari mana, Kyara mengejarnya. Kejadian tadi tidak seperti apa yang Varel lihat.
Kyara tidak tahu mengapa dia harus menjelaskan semuanya kepada cowok itu, Kyara takut jika nanti Varel salah paham dan akan menjauh darinya. Kyara tidak mau hal itu terjadi, Kyara tidak bisa jauh dari Varel.
"Varel, tunggu!"
Cowok itu berhenti tepat di dekat tangga. Tadi, dia baru saja dari kantin untuk menuju perpustakaan, tapi langkahnya terhenti saat melihat pemandangan yang tidak mengenakkan hati.
Varel berbalik ketika mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Dia mendapati Kyara yang sedang berlari kecil ke arahnya.
"Lo mau ke perpus juga?" tanya Varel namun Kyara menggeleng.
"Terus ngapain lo manggil gue?" Nada bicara Varel berubah ketus. Varel tidak biasanya berbicara seperti itu kepada Kyara, sikap cueknya kembali lagi.
Kyara menatap Varel ragu. "Gue mau jelasin soal tadi."
"Soal tadi?" tanya Varel pura-pura tidak tahu.
"Gimana ya bilangnya." Kyara menggigit bibir bawahnya. Varel masih setia menunggu dengan kedua tangannya di saku celana dan bersender ke dinding.
"Itu... gue sama Bima tadi gak ngapa-ngapain kok!"
Varel mengangkat sudut bibirnya lalu berdiri tegak di depan Kyara. "Terus?"
Kyara semakin gelagapan tidak tahu harus bilang apa. Dia mau menjelaskan kepada Varel bahwa dia dan Bima hanya teman biasa, tapi kenapa Kyara harus melakukan itu? Emangnya Varel perlu tau? Kyara cuman tidak mau Varel berpikir yang tidak-tidak.
"Gue sama Bima cuma teman biasa, tadi Bima nolongin gue."
"Gue tau. Karena lo cintanya sama gue."
"Hah?"
Varel tidak menjawab, ia menarik tangan Kyara, membawa gadis itu ke taman belakang sekolah, Kyara hanya pasrah karena kalau membantah pun cowok itu tidak akan peduli.
Varel tahu Kyara sangat menyukai taman, Kyara pernah bilang dia sangat suka menikmati udara segar sambil duduk di taman.
"Ngapain ke taman?" tanya Kyara saat Varel melepaskan genggamannya. Varel duduk di bangku yang ada di sana begitu juga dengan Kyara.
Varel mengeluarkan sesuatu dari saku celana, memberikannya kepada Kyara. Gadis dengan bandana merah itu menerima dengan antusias, Varel selalu tahu apa yang Kyara suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]
Teen Fiction[Selesai + Part Masih Lengkap] "𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐫𝐚𝐠𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚." "Ra, lo tadi ke taman?" "Nggak. Dari tadi gue sama Lija di rumah aja, nggak ke mana-mana." "Terus yang tadi gue ajak ngobrol siapa?" "Hah?" *** Kisah ini...