Halo!
Sudah hampir satu bulan aku nggak update, huhu ... maafin 🥺🥺
Akhir-akhir ini lagi banyak masalah di rl. Belum lagi sibuk ngurusin keperluan kuliah, kost dan lain sebagainya. Karena sebentar lagi aku udah jadi maba😭
Oke, skip.
Sekarang aku bakal usahain rajin update lagi demi kalian. Tapi ingat, jangan lupa vote ya! Karena itu bakal buat aku tambah semangat lagi!
Udah itu aja, selamat membaca.
Setelah hampir dua minggu libur akhir semester. Akhirnya para siswa-siswi SMA Angkasa kembali masuk sekolah. Hari pertama belum diadakan kegiatan belajar-mengajar. Semua siswa masih sibuk membenahi kelas mereka yang baru.
Namun beda halnya dengan Nadin dan Jena. Bukannya membantu teman-teman mereka, kedua gadis itu malah santai-santai duduk di bangku yang terbuat dari keramik depan kelas mereka. Sembari mengobrol dan juga membicarakan hal-hal yang unfaedah.
12 IPA 3 berada di lantai dua. Berhadapan dengan gedung kelas 11 di depan sana. Dan bersebelahan dengan kelas 12 IPA 2 tentunya, kelas Varel dan juga teman-temannya. Kedua kelas itu terlihat sangat kompak, saling membantu satu sama lain. Tidak seperti kelas-kelas pada umumnya yang kebanyakan tidak peduli dengan kelas lain.
Aldi, si ketua kelas 12 IPA 2 mengarahkan anggotanya agar membantu di kelas sebelah. Karena kelas mereka memang sudah bersih dan rapi. Yogi dan Aksa berjalan ke arah kedua gadis yang asik mengobrol ria di depan kelas itu. Berbeda dengan siswa lain yang sibuk mencari bangku dan juga merapikan meja mereka.
“Hahaha iya sih, Na. Gue juga bingung kenapa Om-om itu aneh banget—“
“WOY LO BERDUA!”
Nadin yang belum menyelesaikan ucapannya menoleh ke arah belakangnya. Jena memicing menatap kedua cowok yang berjalan ke arah mereka. Nadin sudah berbalik. Mendengus saat tahu siapa sang pelaku yang meneriaki mereka.
“Mereka lagi, mereka lagi,” ujar Jena memutar bola matanya saat Yogi dan Aksa berdiri di hadapan mereka.
“Kenapa?” tanya Nadin. “Ada perlu sama kita berdua?” lanjutnya.
“Lo berdua nggak tau, atau emang pura-pura nggak tau? Noh, liat! Orang-orang pada sibuk beresin kelas.” Yogi menunjuk ke dalam kelas 12 IPA 3.
Di mana, semua para penghuni kelas sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ada yang menyapu, melap debu pada kaca, merapikan bangku dan meja, menyusun buku di lemari yang tersedia. Bahkan, Kyara, Lija dan Naya—sahabat mereka juga ikut serta.
Kemudian Aksa juga menunjuk ke depan kelas di mana ada beberapa siswa yang memotong bunga agar lebih rapi, memunguti sampah dan juga ada yang menyapu teras yang sekarang mereka pijak.
Nadin menggaruk tengkuknya. “Terus?” tanyanya pura-pura tidak peduli.
“Bantuin lah, bego!” geram Yogi. Cowok itu hampir saja menoyor kepala gadis itu. Nadin menatap acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]
Teen Fiction[Selesai + Part Masih Lengkap] "𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐫𝐚𝐠𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚." "Ra, lo tadi ke taman?" "Nggak. Dari tadi gue sama Lija di rumah aja, nggak ke mana-mana." "Terus yang tadi gue ajak ngobrol siapa?" "Hah?" *** Kisah ini...