"Only you."
Rumah pohon akan selalu menjadi tempat favoritnya. Menikmati angin sepoi-sepoi dari atas sana, menatap hamparan rumput hijau dengan tanaman bunga yang rapi.
Jika siang hari tampak biasa saja, sama seperti taman pada umumnya. Namun berbeda saat malam hari, suasana sangat tenang. Lampu warna-warni menghiasi pohon dan juga kunang-kunang yang senantiasa menari di atas bunga-bunga. Pemandangan langit sangat indah, bintang berserakan, bulan sabit memancarkan cahaya.
Sudah lama tak mengunjungi tempat ini, rupanya masih sama seperti dulu. Rasa tenang yang ia rasakan pun sama, bahkan lebih dari sebelumnya.
Perlahan menarik napas, memejamkan mata, menghirup udara malam yang tidak begitu dingin.
"Varel."
Laki-laki itu tersadar dari lamunannya. Kembali membuka mata, menarik nafas sejenak.
Suara seorang gadis yang sangat familiar di telinganya. Seseorang yang selama ini ia tunggu. Menghela napas, dia menoleh. Benar, Kyara sudah berdiri dengan senyum manis yang ia tampilkan. Langkahnya maju perlahan dengan tatapan saling bertemu.
Varel tetap pada posisi, duduk pada pinggiran rumah pohon. Dia hanya memperhatikan apa yang akan dilakukan Kyara.
Selanjutnya, gadis itu duduk di samping Varel. Menggenggam erat tangan laki-laki yang sudah dingin karena hembusan angin.
"Lo ngapain di sini?"
Varel melepaskan genggaman tangan gadis itu. Mendorongnya pelan. Kyara yang terkejut dengan perlakuan Varel menatap bingung.
"Kamu kenap--"
Belum sempat gadis itu menyelesaikan ucapannya, Varel sudah memotong dengan perkataan yang cukup menohok.
"Gue nggak butuh pembohong kayak lo ada di sini." Terdengar pelan, tapi sungguh membuat lawan bicaranya terdiam.
Kerutan di dahinya terlihat, matanya menatap kebingungan. Gadis itu tidak paham akan perkataan Varel barusan.
Kyara Zahira. Gadis itu baru saja pulang dari London tadi siang. Langsung datang ke taman karena tahu jika laki-laki itu ada di sini. Dia sengaja tidak memberitahu kepulangannya karena ingin memberikan kejutan. Hari ini, tepat dua tahun sejak mereka menjalin hubungan.
Di tempat yang sama saat dia berpamitan. Namun yang ia dapat malah sebuah tuduhan, bukan sebuah senyuman seperti yang dia bayangkan. Kyara pikir Varel akan bahagia melihatnya di sini. Dia pikir laki-laki itu akan langsung memeluknya saat melihat pertama kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]
Fiksi Remaja[Selesai + Part Masih Lengkap] "𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐫𝐚𝐠𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚." "Ra, lo tadi ke taman?" "Nggak. Dari tadi gue sama Lija di rumah aja, nggak ke mana-mana." "Terus yang tadi gue ajak ngobrol siapa?" "Hah?" *** Kisah ini...