"Bisa nggak sih, kalo lagi sama gue jangan bahas orang lain?"
-Kyara Zahira
"Ujian dimulai dari ... sekarang!"
Dan saat intruksi itu terdengar--pertanda ujian dimulai, seluruh peserta beralih pada soal mereka. Membaca satu demi satu, dan mulai menghitung pada kertas buram yang tersedia. Hening, semuanya fokus pada soal masing-masing.
"Lo jawab nomor satu sampai lima puluh, gue selebihnya." Kyara mengangguk tanpa menatap Varel.
"Soal yang menurut lo susah tinggalin aja dulu, nanti kita jawab sama-sama."
"Lo tanya gue kalo ada soal yang kurang paham."
"Oke?"
Kyara hanya mengangguk. Cowok itu tidak bisa diam. Kalau saja tidak dalam situasi serius seperti ini, Kyara akan mengomelinya.
Gadis dengan bandana merah itu menarik napasnya, memejamkan mata, kemudian perlahan menjawab soal.
"Bismillah," ucapnya memulai.
Seluruh ruangan hening. Para peserta yang sibuk menjawab soal, juri yang duduk di depan sembari mengawasi. Dan ada juga petugas di setiap deret bangku yang mengawasi mereka.
Kyara sudah menyelesaikan tiga soal. Gadis itu kembali membaca soal berikutnya.
4. Jika 𝑃(𝑥) = 3𝑥3 − 2𝑥 + 4 dibagi (𝑥 − 1), maka sisanya ...
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 10
Soal yang mudah. Gadis itu mulai menggerakkan jemarinya. Mencoret kertas buram, menuliskan sederet angka, rumus, dan mulai menghitung jawabannya. Setelah mendapat jawaban yang tepat, gadis itu mencoret pada kolom yang tersedia.
Kemudian ia kembali pada soal berikutnya.
5. Jika f(x) √x+1 dan (f o g) (x) 2√x-1, maka nilai g(x) adalah ...
Satu jam berlalu.
Kyara sudah menyelesaikan empat puluh soal. Namun ia belum menjawab satu, soal nomor 21 yang membuatnya ragu karena jawabannya hampir sama. Gadis itu menoleh pada Varel yang masih sibuk mencoret-coret kertas buram.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]
Teen Fiction[Selesai + Part Masih Lengkap] "𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐫𝐚𝐠𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚." "Ra, lo tadi ke taman?" "Nggak. Dari tadi gue sama Lija di rumah aja, nggak ke mana-mana." "Terus yang tadi gue ajak ngobrol siapa?" "Hah?" *** Kisah ini...