“Cinta bisa datang dari mana saja. Bisa dari orang-orang terdekat yang selama ini ada di sampingmu, bahkan bisa juga dari seseorang yang baru saja dikenal”
— caccabolo, Author
Naya Diandrita. Gadis rambut sepunggung dengan bandana biru, tak lupa pula benda di tangannya yang selalu ia bawa kemana-mana, cermin mini dengan pegangan. Mak cogan, begitulah sebutan teman-teman Naya untuknya. Karena ia yang selalu heboh jika menyangkut cogan, selain itu hampir seluruh cogan di SMA Angkasa, sekolahnya pernah dekat dengannya. Selain parasnya yang cantik, Naya juga termasuk gadis ramah dan mudah bergaul.
Gadis itu berlari menuju kelasnya dengan tergesa-gesa, padahal bel masuk belum berbunyi. Namun sepertinya ia ingin sekali cepat-cepat ke kelas menemui sahabatnya. Ada hal penting yang ingin ia beritahu.
Naya sudah berada di ambang pintu dengan napas ngos-ngosan. Ia mengatur napasnya agar kembali normal, kemudian berjalan menghampiri ketiga gadis yang berada di meja yang sama.
BRAKK.
Pukulan meja yang cukup keras membuat beberapa siswa yang ada di dalam kelas itu menatap ke arah Naya.
“Apaan sih lo, Nay bikin gue jantungan aja!” ujar gadis berhijab yang duduk di bangku paling sudut.
“Kalem dong, Nay. Gue hampir keselek nih!” tegur gadis berkacamata yang sedang makan bekalnya.
Namun Naya sama sekali tidak menghiraukan kedua gadis itu, ia kembali fokus pada ketiga gadis di depannya.
“Lo bertiga tau gak sih ada siswa baru di kelas sebelah?” tanya Naya menatap satu-persatu sahabatnya itu. Memberitahu berita penting, menurutnya. Ada cogan baru di kelas sebelah.
Ketiga gadis yang tadinya mengobrol menoleh pada Naya yang baru saja datang.
“Nggak,” jawab gadis dengan rambut dikuncir satu, lesung di kedua pipinya, alis yang tebal dan bibir tipis, Rajena Auva.
“Nggak tau.” Ucap gadis di sebelah Jena, ia mengangkat bahunya tidak peduli. Gadis tomboi dengan rambut sebahu, Khalija Aryana.
“Lo tau dari mana, Nay?"
Naya menoleh pada gadis yang baru saja masuk kelas—dari kantin—gadis dengan pipi chubby dan rambut gelombang yang membawa beberapa cemilan itu duduk diantara mereka.
Nadine Violetta. Adalah gadis yang kerjaannya selalu ngemil di kelas. Sebelum bel berbunyi, Nadin selalu menyempatkan diri untuk ke kantin terlebih dahulu. Selain itu, Nadin juga tidak bisa diam, selalu saja ada yang ingin ia katakan meskipun itu bukan hal yang penting.
Nadin pernah bilang. “Tuhan itu menciptakan mulut untuk bicara, jadi berbicara lah kamu sebelum kamu dibicarakan!”
“Lo lupa kalau si Naya itu Mak cogan?” tanya Jena menaikkan satu alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]
Teen Fiction[Selesai + Part Masih Lengkap] "𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐫𝐚𝐠𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚." "Ra, lo tadi ke taman?" "Nggak. Dari tadi gue sama Lija di rumah aja, nggak ke mana-mana." "Terus yang tadi gue ajak ngobrol siapa?" "Hah?" *** Kisah ini...