“Aku hanya menginginkan dia, bukan orang lain.”
—Alvarel Gioniel
Kyara dan Saras langsung menuju alamat yang diberitahu oleh Varel. Sedangkan Varel sendiri akan mengikuti mereka dari belakang. Dia sudah mengirim pesan kepada Kyara kalau akan menyusul.
Selang lima belas menit, mereka berhenti di gang sempit, karena mobil tidak bisa masuk. Kyara dan Saras keluar dan memutuskan untuk berjalan kaki saja. Varel yang terlebih dulu sampai juga memarkirkan motornya di depan toko kelontong, ia sudah menitipkannya pada pemilik toko.
Varel yang memimpin jalan karena dia yang tahu di mana alamatnya. Kalau tidak salah kemarin Keyra bilang kalau rumahnya nomor 4. Mereka berhenti tepat di depan rumah dengan pohon jambu di depannya.
“Kalo nggak salah ini, rumah nomor 4 sesuai yang Keyra bilang,” ucap Varel. Karena kemarin ia sempat berbicara dan bertanya banyak soal gadis itu.
Saras menatap prihatin dengan kondisi rumah sahabatnya itu. Bukannya dulu Kirana adalah seorang model dan serba kecukupan? Tapi mengapa menjadi seperti ini? Apa mungkin ini bukan rumah Kirana sahabatnya? Atau mungkin sudah banyak yang dilalui Kirana tanpa sepengetahuan Saras. Kalau Saras tahu seperti ini, dia pasti akan suka rela membatu sahabatnya itu.
“Ayo kita masuk,” ajak Saras tidak mau menunggu lama. Ia ingin cepat-cepat bertemu sahabatnya itu.
Saras mengetuk pintu kayu rumah itu kemudian mengucap salam. Sedangkan Kyara menatap ke arah jambu biji yang sudah menguning, pasti enak pikirnya. Ia terus menatap ke atas sampai-sampai tidak sadar jika cowok yang sedari tadi berdiri di sampingnya terus menatap ke arahnya.
Diam-diam Varel memperhatikan Kyara sambil tersenyum.
“Mau?” tanya Varel menyenggol sikut gadis itu, membuat Kyara memalingkan wajahnya.
“Apaan sih, fokus sama tujuan kita!” Kyara bergeser sedikit menjauh dari Varel. Cowok itu mengerutkan keningnya, heran.
Yang gak fokus dari tadi bukannya dia? batin Varel.
“Dasar cewek,” ujar Varel pelan.
Pintu terbuka menampakkan seorang gadis kuncir dua dengan kaos oblong berwarna navy dan juga celana selutut. Dia Keyra, gadis itu nampak bingung dengan kedatangan perempuan yang tidak ia kenal.
“Maaf ada urusan apa ya?” tanya Keyra. Saras nampak terkejut karena wajah gadis di depannya memang sekilas mirip dengan putrinya. Ia sempat tertegun, lalu menatap Kyara dan Keyra bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]
Teen Fiction[Selesai + Part Masih Lengkap] "𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐫𝐚𝐠𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚." "Ra, lo tadi ke taman?" "Nggak. Dari tadi gue sama Lija di rumah aja, nggak ke mana-mana." "Terus yang tadi gue ajak ngobrol siapa?" "Hah?" *** Kisah ini...