11. Panti Asuhan

534 109 6
                                    

“Tidak semua anak merasakan kasih sayang dari orang tuanya. Jadi, buat kamu yang beruntung, jangan pernah sia-siakan hal itu”

—Kyara Zahira

Sepulang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang sekolah. Seperti biasa, gadis kuncir dua itu bersenandung ria saat berjalan pulang ke rumahnya. Tidak sendiri, ia bersama seorang gadis yang tak lain adalah teman satu sekolahnya. Namanya Erika Manohara. Gadis hitam manis, berhijab, dengan ginsul-nya. Keyra dan Erika juga tetanggaan, makanya mereka sering pulang-pergi sekolah bersama.

“Eh Ka, kamu tahu nggak?” Keyra mulai bercerita. “Kemarin pas pulang sekolah kan aku ke taman sebentar, terus ketemu sama cowok aneh.”

Erika tampak bingung. “Cowok aneh?” tanyanya. Keyra mengangguk lalu mengajak Erika masuk ke dalam taman.

“Di sini tempatnya,” ujar Keyra saat mereka sudah berada di dalam taman.

“Terus?” tanya Erika penasaran.

“Niatnya aku mau naik ke sana,” Keyra menunjuk ke arah rumah pohon. “Buat duduk-duduk sambil menikmati angin sepoi-sepoi, tapi malah di cegah sama cowok itu. Terus dia nanya aku ngapain di sini,” Keyra menjeda ucapannya.

“Terus kamu jawab apa?”

“Nggak jawab sih, aku minta maaf.”

“Ha? Kok minta maaf, sih?”

“Ya ... aku nggak tau mau bilang apa lagi, soalnya dia itu ganteng banget Ka, aku gugup dan nggak tau mau bilang apa.”

Erika menjitak jidat Keyra. “Ish, Key! Kamu ini gimana sih, bukannya nanya kenapa dia bisa tau nama kamu, malah minta maaf terus pergi gitu aja?” Gadis berhijab itu tampak geram. Keyra cengengesan, “hehe.”

“Eh itu bukannya—“ manik mata Keyra membola ke arah belakang Erika. Gadis berhijab itu tampak bingung. “Kenapa Key?”

Keyra menarik tangan Erika saat gadis itu hendak menoleh, lantas keduanya pergi ke luar taman.

“Ada apa sih, Key? Kok kamu bawa aku keluar? Bukannya tadi kita mau main ke taman, ya?”

“Shhttt.” Keyra mengatupkan jemarinya pada bibir Erika agar gadis itu diam.

“Itu—“ Keyra menunjuk ke arah dimana ada seorang cowok yang sedang menaiki rumah pohon. “Cowok yang aku maksud!” lanjut Keyra.

Erika membelalakkan matanya. “Serius, Key? Ganteng bangettt,” ucapnya hiperbola.

“Kamu yang liat dari jauh aja sampe nggak berkedip seperti ini, apalagi aku yang liat dari jarak dekat, hampir pingsan tahu!”

Keyra mengerutkan kening.

“Eh, tapi dia ngapain ya ke sini?”

“Atau jangan-jangan dia emang setiap hari ke sini dan kamu baru tahu, Key?” tebak Erika.

DIANTARA DUA HATI: KYARA BUKAN KEYRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang