Pasti tau cara membahagiakan author.
***
Sekarang Auris lagi dandan karena ingin keluar jalan jalan dengan Ray,iya Ray orang yang di suruh menjaga Auris saat dimana pun itu dan keluarga membolehkan Auris untuk jalan dengan Ray karena sudah mengasih semua kepercayaan ke Ray.
"ABANGG- ehh ada temennya Abang, ohh iya bangg Auris izin keluar yak? Nanti titip apa biar Auris bawain?" Tanya Auris ke abangnya yang lagi kumpul bareng Sahabat nya termaksud dary yang saat Auris berteriak mengawasi Auris dari atas ke bawah seperti mencurigai maling.
"Iya berangkat hati hati, Abang ngga titip apa-apa trs jangan pulang malem malem, ga boleh makan yang ngga sehat, yaudah gih berangkat udah bawa uang?." Semua pitutur dari afkar Auris dengarkan sambil mengawasi dalam diam abangnya ini.
"Udh dapet kartu kredit dari papah, yaudah Auris mau pergi sama ra-"
"Mau pergi sama siapa?" Tiba-tiba ada yang bertanya iya itu dary yang sedari tadi bungkam dan sekarang langsung bertanya.
Auris menjawab dengan cepat karena tidak mau terlibat omongan sama mantannya ini.
"Ray." Jawab singkat Auris.
"Dirumah aja ngapain keluar-keluar? Sama cowo lagi." Dary melarang Auris untuk pergi ada dua alasan satu cemburu dua khawatir.
"Gausah sok ikut campur deh mau keluar sama siapa aja yah terserah lagian semua juga bolehin." Marah Auris.
Sejujurnya Auris masih punya rasa sayang sih tapi ego nya aja yang tinggi.
"Non Auris, den Ray sudah di datang sekarang di depan lagi ngobrol sama kakek udah dari tadi dateng nya non." Tiba tiba bibi datang.
Auris yang mendengar Ray sudah datang langsung gembira sebelum pergi Auris mencium pipi abangnya dulu.
"Auris pergi dulu, bye." Setelah Auris mencium pipi abangnya semua teman abangnya melihat ke Auris dan afkar bengong.
"Wihh enaknya pengen punya adek gua, kar adek Lo gua adop yak jadi anak mama gua biar gua punya adek." Ngelantur Agam melihat keuwuan antara adek kakak ini.
"Enak aja, mama gua udah mati-Matian ngelahirin lu enak enaknya mau adop cari adek di panti sana jangan adek gua." Sewot afkar.
"Lagian punya adek ga bagi-bagi." Adry lagi emang Auris jajan.
"Lo kira adek gua sembako?" Sewot afkar.
Agam dan Adry langsung geleng geleng dan mengacungkan cari telunjuk dan tengahnya hingga membentuk V.
Dan sedari tadi dary hanya diam melihat kepergian Auris entah kenapa rasanya ngga ikhlas klo mantan kekasihnya ini pergi dengan laki laki lain.
"Dar lu kenapa?" Tanya Agam ke sahabatnya ini.
Dary yang ditanya masih aja bengong karena sedari tadi melihat kepergian mantan kekasihnya itu.
Adry langsung saja mennyengol sahabatnya itu, dan itu membuat dary sadar.
"Lo kenapa? Ga suka adek gua pergi sama Ray?" Tanya afkar ke sahabatnya dan dary melihat saja malas menjawab.
Daru langsung saja membanting tubuhnya ke sofa dan tidur sambil duduk dan menutup wajahnya dengan kedua telapak nya.
Hahhhhh...
Dary menghela nafas berat kenapa kejadian yang dulu bisa membuat hubungannya dengan kekasihnya memburuk.
"Kenapa sihh hidup gua selalu gini! Ga pernah. bahagia semua selalu aja ada masalah." Dary mencurahkan semua yang dia pendam.
"Mangkanya jadi cowok harus berani jujur jangan sampai penyesalan jadi bikin Lo rapuh." Agam menjawab dengan santai.
"Gua harus gimana lagi! Gua udah lupain dia malah dia Dateng lagi saat gua udah punya pacar dan gua mau ngomong sama Auris tapi dia keburu tau dari yang lain." Dary mengacak-acak rambutnya.
"Mungkin Lo lagi di kasih ujian mangkanya jadi cowo harus jujur gausah ada sembunyi sembunyi gini kan jadinya." Adry malah mem bagonggkan.
***
Hiii!
Jan lupa vote dan komen okeii.Salam manies.
Byee.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA {TERBIT}
Teen Fictionbuku sudah terbit, jangan lupa beli di shopee, ingat yang ori! Auristela gadis yang hidup sebatang kara sosok yang tidak memiliki teman dan sahabat di sekolah di bully dan di hina tapi dia tidak tau jika orang tua kandung nya masih mencari keberadaa...