bagaimana?

341 21 0
                                    

tampar vote dulu.

-singgah mu sementara, kembali mu tiba tiba.-
-author.

"Lo ada masalah?" visha bertanya pada sahabatnya yang sedari tadi diam.

"hah?! ngga kok gw lagi laper aja." chira memberi alasan lain pada sahabatnya.

"yaudah kita ke kantin yuk." Mira mengajak sahabatnya untuk ke kantin.

"yok." mereka bertiga beranjak dari tempat duduk mereka dan langsung menuju ke kantin.

***

Di kantin sudah ramai dengan para siswa siswi yang sedang makan di tempat masing-masing.

tatapan chira yang langsung menuju ke tempat makan yang ada laki laki dan dua perempuan sedang bergurau.

'seandainya aku bisa memilih untuk mati sekarang juga aku akan mati.'

'begitu banyak yang aku lalui sampai hendak memperjuangkan kamu dar.'

"heh Lo kenapa?"

"eh-h ngga kok." chira langsung menuju stand penjual soto.

***

"bang."

"hm?" afkar menatap adeknya yang menyiapkan bakso ke dalam mulutnya.

"emm, boleh yak?"

"apa?" afkar menaikkan alisnya.

"yang kemarin Auris bilang."

"hah!? owh, ga boleh."

"apa sih kar?" dary kepo dengan pembicara Abang dan adek ini.

"noh pacar Lo mau cat rambut katanya mau di cat biru gw ga bolehin lah gila banget bisa di hajar papah lah." afkar mengadu ke dary.

"boleh yak ay." Auris merayu kekasihnya.

"ngga mempan!" dary bodoamat dengan permintaan kekasihnya.

"ris, gw mau bilang, apa untungnya sih di cat? ngga ada untungnya malah bikin rambut lo rusak kali, udah gw yang kagak Abang Lo aja kagak suka nanti terkesan murahan." Agam memberikan petuah ke Auris.

"ish, kalo ngomong tuh di saring  langsung ngejleb ke hati si." Auris cemberut mendengar petuah dari sahabat abangnya ini.

"yah kamu aneh aneh aja segala mau cat rambut nanti apa kesannya kalo orang cantik natural malah jadi ombre." afkar menimpali adeknya.

"udah udah, gausah aneh-aneh aku juga ga bolehin Auris cat rambut ga boleh." Aya mengeleng geleng kan kepalanya dan jari telunjuknya di serong ke kanan kiri.

"ish, sebel."

***

"apaa?"

"peluk."

"ngga mau."

"ay, peluk."

"ish, ngapain si?" Aya kesal dengan kekasihnya karena sangat manja.

"ish, minta peluk." afkar mendekap kan tangannya.

"yaudah sini." Aya langsung saja memeluk kekasihnya yang mode manja.

Aya memeluk kekasihnya sambil mengelus rambut afkar dan menoel noel pipi kekasihnya.

"pipi kamu kok tirusan si af?" Aya memegang megang pipi kekasihnya.

"mikirin kamu sakit jadi tirusan." afkar mendusel dusel ke perut kekasihnya.

posisi afkar dan Aya tu Aya duduk di ranjang afkar duduk di bawah jadi afkar duduk bersila.

"hehe, maaf yah." Aya menciumi rambut kekasihnya.

"maaf kenapa? kamu ngga salah." afkar mendongak kepalanya.

"kan aku udah repotin kamu sama keluarga kamu." Aya menjadi cemberut.

"ay, I'm happy to make you happy and I love you. " afkar tersenyum melihat kekasihnya tersenyum manis di depan wajahnya.

"thank you."

"iya say-"

"ay-HAYOOO NGAPAIN KALIAN." Auris berteriak karna melihat abangnya dengan posisi seperti hendak berciuman.

Aya langsung saja melepas pelukannya dan mendongak menghadap Auris yang di depan pintu dan afkar malah menatap sinis ke adiknya yang menganggu acara romantisnya dengan kekasihnya.

"ciri ciri adek minta di buang." afkar langsung mendapat tamparan di mulutnya oleh kekasihnya.

"Abang ish."

"ay sakitt."

"kamu si."

"lah ganggu aja ish, kan di ketok bisa Abang tuh lagi romantisnya sama pacar Abang malah di ganggu." afkar memberengut menatap adeknya yang ketawa ketiwi

"Abang! nanti Auris bakal bilangin ke papa titik!" Auris langsung bersendekap dada sekaligus menatap sengit abangnya.

"kenapa ris? kok manggil aku?" Aya berdiri menghampiri Sahabat nya.

"em, temenin aku dandan dong nanti kamu pilih baju." Auris memohon ke sahabatnya.

"emang mau kemana? kok segala dandan?" Aya bingung biasanya Auris tidak pernah begini.

"em,em ak-"

"hayoo pasti kau aneh aneh mau ngapain kamu? bilang!" sebelum Auris menjawab abangnya sudah memarahinya dulu.

"Abang ish, Auris mau jalan sama dary katanya dary mau ajak Auris ketemu mamahnya sama nenek nya dary yah Auris kan harus cantik masak juga adek nanti dikira siapanya dary." Auris kesal dengan abangnya ini.

"lagian kamu udah cantik ngapain segala rias rias kamu tuh natural dek, dan kamu udah cantik liat masak gini masi insecure." afkar memang tak suka jika adeknya ini aneh aneh karena memang adeknya ini sudah cantik natural.

"udah si af, kamu tu cowo ngga tau, ayok ris." Aya menggandeng Auris untuk menuju kamar Auris.

Auris menjulurkan lidahnya ketika melihat abangnya kesal dengan tindakan Auris.

***

"kamu mau baju yang mana hem?" Aya memberikan 2 pilihan ada yang warna biru toska dan warna navy keduanya sama sama simple tapi cantik ketika di pandang.

"navy gimana? itu bagus banget." Auris menunjuk ke baju bewarna navy yang menurutnya cantik.

"nih, pakai nanti giliran kamu dandan." Aya memang tidak bisa make up tapi kalo urusan sekarang bisa atau ngga afkar dan yang lain tidak mempermasalahkan malah Aya dan Auris itu natural mungkin kedua perempuan itu kalo keluar hanya mengunakan lip-tin atau lip-blam selebihnya tidak ada.

Aya memang Masi belajar karena memang keluarga kekasihnya sangat sayang juga pada dia satu keluarga pun tau kalau mereka berdua berpacaran dan tidak ada masalah pun.

dan Aya sudah berani sedikit demi sedikit berbaur dengan tetap membantu keluarga kekasihnya.

"heii ayaaa." Auris menyadarkan Aya yang sedang melamun

"eh- iya ris kenapa?" Aya gelagapan.

"Aya kenapa? ada fikiran? kok melamun?" Auris memegang pundak sahabatnya.

"hehe, i'm okey." Aya tersenyum tulus pada sahabatnya itu.

"hmm, okey."

***

halo guysss kalian nunggu chapter lanjutan ngga?
ada yang nunggu?

pasti ngga yak?

oke jangan lupa vote dan komen.

untuk semua mohon maaf lahir batin yah meskipun telat.
Fitri lagi sibuk bangett.

okee makasi yang jadi selalu setia semoga kalian semua sehat selalu.

see you.

komen klo mau lanjut dong.


AURISTELA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang