Penyakit

1.6K 49 0
                                    

Budayakan vote dan komen.

***
Setelah tadi acara ngambek mengambek telah usai sekarang semua turun dari mobil dan pergi ke salon langganan untuk memanjakan badan masing masing.

"Selamat datang nyonya agler, untuk berapa orang?" Sapa pemilik salon yang sudah hafal dengan Adele.

"3 orang, rose aku ingin kau yang mengubah sahabat anakku menjadi cantik, dan aku ingin kau mengajarinya cara merawat diri apakah kau bisa diandalkan?" Serah perintah ke rose pemilik salon tanpa di tanyai rose sudah telaten untuk di beri perintah.

"Iya nyonya, saya akan merubahnya secantik mungkin, permisi." Pamit rose dan menyuruh Ara masuk ke ruangan untuk memulainya.

"Ara, pergilah jangan takut, mereka tidak akan apa apakan kamu,kamu cukup diam dan ikuti saja perintah dia dan jangan pernah memikirkan bayarannya oke." Suruh Adele ke ara yang masih diam saja.

"Tap-"

"Tidak ada tapi tapian jika kau tidak nurut aku tidak akan bicara denganmu Ara." Ancam Auris dan itu langsung membuat ara bergidik.

***

Saat ini Auris dan mamahnya sudah selesai tinggal Ara yang masih di urus oleh Tante rose.
Sambil menunggu Auris dan mamah menunggu di ruang tunggu sambil main handphone nya dan Auris seperti menelepon seseorang.

Halo?

Kemana kamu?

Keluar

Iya kemana sih?

Diluar.

sayang, masak cuma gara gara aku ketemuan sama cewe lain kamu marah sih, kamu kan harus dewasa aku ga ngapa ngapain dia temen aku.

Terserah lo gua ga peduli sekalian aja cari pacar baru.

Eh-

Pip..

Sebelum dary ngomong sudah di matikan oleh Auris karena kesel.

"Dary kenapa ris?" Tanya mamahnya yang mendengarkan pembicaraan anaknya bukan maksud nguping tapikan Auris di sampingnya wajar klo tau.

"Kemarin temen aku lihat dary keluar di kafe sama cewe dan pas aku tanyain malah dia bilang klo dia keluar sama cewe, dan ga izin pula." Sebel Auris sambil mencak mencak.

"Nyonya, sudah selesai." Kata rose dan itu membuat Auris dan mamahnya menoleh.

"Aaaa, kamu cantik banget araaa, aku ga nyangka kamu bisa berubah dan mulai sekarang kamu harus berubah." Teriak Auris sambil mem bolak balikan badan Ara.

"Tap-pi aku ga nyaman sama hak tinggi ini Auris, pegel." Keluh Ara.

"Aku dulu juga gitu tapi lama lama terbiasa." Semangat Auris supaya Ara tetep mau berusaha.

Perkataan Auris membuat Adele mamahnya tersenyum bahagia ternyata hidup anaknya yang dulu sama seperti hidup Ara dan itu membuat air mata Adele menetes.

"Eh, mamah kenapa nangis? Mamah ga suka sama berubahnya Ara?" Tanya Auris yang melihat mamahnya menangis.

"Enggak kok mamah kebawa perasaan aja." Senyum Adele merekah padahal hati nya sakit memikirkan betapa sulitnya dulu saat hidup tanpa ayah ibu dan saudara.

AURISTELA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang