Hari ini genap seminggu paman Adya di rumah sakit dan semakin hari kondisinya semakin membaik.
"Pah, apa kita akan tinggal dirumah om Albert?" Visha bertanya ke papahnya.
"Iyaa, kita akan tinggal disana." Jawab Adya dengan senyuman.
Opa, Oma, Albert, dan Adele keluarga membantu membersihkan barang barang Adya dan membantu pulang ke kediaman Albert.
***
Dan selama satu Minggu ini Dary dan Auris sudah kembali dekat lagi seperti dulu karena mantan Dary menjauh dari Dary entah kenapa.
"Ris, nonton film yuk!" Dary mengajak Auris menonton tv.
"Yaudah ayok."
Mereka pun menonton film sambil makan makanan Snack ringan.
Mereka melihat dengan khidmat tanpa ada gangguan tapi sayangnya di arah tangga ada abangnya dengan Aya yang turun dari atas.
Dan langsung duduk di sofa dekat Auris dan dary, Afkar duduk dan mengambil Snack di samping adeknya.
"Heh, itu punya Auris abang, ambil Sono ke kulkas nanti Dary ngga kebagian ah." Auris mencoba merebut Snack yang di ambil abangnya dan sudah di buka.
"Dary terus, Abang kan pengen masak Dary terus." Abangnya tetep memakan Snack nya tanpa rasa bersalah.
"Yah kan yang ambil Auris sama Dary kenapa ngga suruh pacar Abang aja ambil yakan ry?" Auris bertanya ke Dary.
"Hooh."
"Eh-h, kalian tau dari mana?"
"Di lihat aja kalian udah akrab banget gandengan tangan juga kalian pacaran kan? Jujur!? Dan kalo memang pacaran Auris minta PJ." Auris bertanya sambil menyelidik Aya dan abangnya.
"Nanti malam aja kita jalan-jalan." Jawab Afkar dan langsung menonton film lagi.
"Eh-"
"HALOOO OM ADYA PULANG ADA YANG KANGEN NGGA?" Pembicaraan Auris terpotong karena teriakan dari om nya yang baru saja datang.
Auris yang melihat lamanya sudah kembali langsung saja melompat dari sofa dan langsung saja berlari menghampiri pamannya.
"Ommmm." Auris langsung saja memeluk pamannya itu dengan erat layaknya sudah tidak bertemu bertahun tahun.
"Ehh engap Auris sesek nih erat amat meluknya." Om Adya memberikan candaan ke ponakannya.
"Ih, ngga mau sama om." Auris kesal dan langsung bersendekap dada.
"Hahaha, heh jangan ngambek om kangen banget sama kamu, kenapa ngga ke rumah sakit? Om kan pengen main sama kamu." Om Adya langsung saja memeluk Auris lagi dan di balas oleh Auris.
"Ehh cukup yak, Afkar mau peluk om Adya minggir kamu sana hush." Afkar memisahkan pelukan Teletubbies antara om dan ponakan ini.
"Dih, Abang mah ngga asik ah jahat ngga mau sama Abang." Auris mencak mencak dan langsung pergi ke papanya yang sedari tadi di belakang om Adya dan masih berdiri.
"Papah, Abang mah jahat ngga mau sama Abang." Auris langsung memeluk lengan papahnya dan papahnya mengelus rambut anaknya.
"Apa? Wlekkk." Afkar mengejek adeknya.
"Ish, wlekk."
Dan berakhir mereka saling mengejek, dan Auris yang tidak terima langsung saja mengejar abangnya yang masih saja mengejek adeknya.
Tapi tiba tiba Auris terjatuh karena kesandung kaki meja yang ada di ruang tamu alhasil Auris terjatuh dengan lutut jatuh duluan.
"Aurissss."
"Aurisssss."
Semua keluarga berteriak melihat Auris yang terjatuh semua langsung saja menghampiri Auris termaksud Afkar yang lebih dulu menghampiri adeknya.
"Dek, kamu ngga papa? Maafin Abang, sakit yk?" Afkar khawatir melihat adeknya yang langsung duduk sambil memegangi lututnya.
"Hahaha, Abang kena hahaha." Auris hanya becanda supaya bisa menangkap abangnya dan itu bisa.
Semua keluarga geleng geleng melihat 2 saudara ini masih saja main main saat terjatuh.
Tapi semua tidak marah hanya tersenyum melihat itu tapi ada 2 perempuan yang sedari tadi melihat itu ada satu perempuan yang dongkol melihat itu.
"Pi, papi kan baru sembuh kok banyak gerak sih?" Yah perempuan yang dongkol itu Visha kalian tau Visha?.
"Iya ad, masuk ke kamar sana kamu belum cukup pulih." Kata Albert.
Albert menyuruh adeknya untuk naik ke atas supaya istirahat dan Auris yang melihat pamannya akan masuk pun hanya menghela nafas.
"Om istirahat aja biar cepet sehat nanti kalo sehat main sama Auris lagi." Auris langsung saja pergi menuju kolam renang.
Auris ber fikir sekarang cucu perempuan opa dan Oma bertambah satu yaitu Visha apa opa Oma masih sayang sama Auris?.
"Hey cucu Oma, kok disini sendirian?" Oma langsung duduk di samping cucunya.
"Eh, Oma ngapain kesini?" Auris malah bertanya balik ke Omanya.
"Oma yang tanya malah kamu tanya, kenapa sayang kok sedih?" Oma memeluk cucunya dari samping.
Auris langsung saja menetes kan air matanya saat mendapat pelukan dari Omanya.
"Apa oma akan tetep sayang Auris kalo ada Visha? Auris ngga mau Oma opa ngga sayang Auris lagi." Buliran air mata itu semakin menjadi ketika Auris mengeluarkan semua keluh kesahnya.
"Hey, kamu cucu Oma dan opa semua cucu opa dan Oma akan kami sayang ngga usah cemburu sayang, Oma sayang Auris ngga ada yang bisa ngalahin deh kamu kan cucu kesayangan Oma jadi jangan cemburu." Oma mencium kening cucu nya ada rasa sesak di dadanya ketika cucunya menangis karena cemburu jika dia akan lebih sayang ke anak tiri Adya.
Meskipun Visha anak tiri Adya, Adya adalah anaknya jika itu memang ketentuan anaknya dia akan menghormati nya meskipun ada rasa kurang suka.
"Auris takut kasih sayang Oma dan opa akan luntur ketika Oma dan opa dapat cucu perempuan karena Auris kira Auris cucu perempuan satu satunya tapi ada Visha." Auris masih saja memeluk Oma dengan erat dan dengan sebaliknya.
Tiba-tiba opa datang duduk di pinggir Auris, opa sudah mendengar sejak tadi tapi baru saja opa mendekat.
"Kenapa Auris berfikir seperti itu? Kamu tetep princes keluarga ini cantik, opa Oma dan semua sayang sama kamu, ngga ada yang lebihin deh kami semua masih anggap kamu princess kita, bukan gitu Oma?" Opa memberikan semangat untuk cucu perempuannya supaya tidak terus menangis takut dia drop lagi.
"Janji?"
Auris memberikan dua jari kelingkingnya satu untuk di raih opa dan satu untuk di raih Oma.
"Janjii." Jawab opa Oma bersamaan.
Setelah itu opa dan Oma memeluk cucunya dengan erat sampai Auris tersenyum bahagia.
"Eh, opa Oma apa udah tau kalo Abang pacaran sama Aya?" Auris memberikan pertanyaan ke opa dan Omanya.
"Belum, emang dia pacaran?" Oma bertanya balik.
"Iya dan nanti malam Auris mau di ajak keluar sama Abang, Aya dan juga Dary boleh yah Oma?" Auris meminta izin ke Omanya.
"Boleh aja tapii, jangan lupa inget waktu." Oma mengelus rambut cucunya dan langsung mencium kening cucunya.
***
Halo guys.
Gimana? Gj ngga?
Fyuhh sebel deh ngga ada yang komen.
Ngga ada yang vote juga.
Kalian jadi silent reader semua.
Sebel gitu.
Yaudah deh terserah.
Happy reading ❤️.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA {TERBIT}
Teen Fictionbuku sudah terbit, jangan lupa beli di shopee, ingat yang ori! Auristela gadis yang hidup sebatang kara sosok yang tidak memiliki teman dan sahabat di sekolah di bully dan di hina tapi dia tidak tau jika orang tua kandung nya masih mencari keberadaa...