Maksa pulang

692 32 1
                                    

***

Sekarang sudah 5 hari Auris di rumah sakit tapi blm di perbolehkan pulang karena keadaannya masih belum stabil tapi Auris memaksakan keluarganya untuk dia segera pulang karena dia sudah bosan dengan kamar yang bernuansa putih itu tidak seperti kamarnya.

Banyak larangan yang di dapatkan Auris dari keluarganya itu membuat Auris bosan dan suntuk, hingga membuat dia sedikit murung dan membuat dia memaksa keluarganya untuk segera pulang.

"Mah, Auris pengen pulang, sudah berapa kali Auris bilang? Pulang,pulang,pulang,pulanggg." Berontak Auris sambil kaki nya menendang nendang kasur.

Auris kesal karena keluarganya tidak ada yang mengurus perkataan Auris meskipun dia membentak karena itu yang baik di lakukan tidak menggubris perkataan Auris.

"Kalo kalian ngga mau mendengar perkataan ku, aku bakal pulang sendiri!" Ancam Auris tetapi masih saja tidak di gubris oleh semua dan semua sibuk dengan kegiatannya.

Di dalam ruangan ada semua keluarga tapi mereka tidak menggubris nya dan Auris melihat itu langsung melepas infus dengan paksa dan membuka selimut dan langsung turun dari brankar.

Semua langsung terkejut melihat tindakan Auris dan langsung mengejar Auris.

"AURISSS." Teriak semua dary langsung mengejar dan mencekal tangan Auris langsung mengendong.

Saat dary menarik tangan Auris di tolak oleh Auris dan Auris mengeluarkan air matanya.

"KALIAN GA ADA YANG PEDULI SAMA AKU, KALIAN CUEKIN AURIS, AURIS SAKIT APA? AURIS UDAH SEMBUH, AURIS BOSEN, KALIAN TAU? AURIS BOSENN, JANGAN KURUNG AURIS DI TEMPAT INI!" Teriak Auris dengan air mata yang terus saja mengeluarkan air.

"Kata siapa kita ga peduli sama Auris? Semua peduli klo kita ga peduli mungkin Auris ga akan di bawa di rumah sakit kan? Auris tau Auris blm sembuh total jadi kita harus jaga Auris di sini." Halus sekali perkataan dary, hingga tak begitu tau jika dary berbohong.

"Itu bukan caranya, Auris bisa istirahat di rumah, 5 hari Auris di rumah sakit dan tidak boleh pulang! Auris bosen dary, mamah papah aja ga pernah gubris Auris ketika Auris minta pulang katanya besok pulang besok pulang tapi apa ga pulang pulang, Hiks,, Auris ga tau kalian pasti punya kebohongan, yang ga di ketahui Auris, Oma, opa, nenek, kakek aja ga pernah gubris Auris." Eluh Auris sambil menangis.

"Hiks,,sayang mamah akan menanyakan ke dokter tapi kamu jangan nekad gini yah ayok kembali ke ranjang dan mamah akan tanyakan ke dokter yah sayank, mamah dan papah sayang Auris jadi  sekarang ayok kembali." Bujuk Adele mamah Auris pada Auris supaya kembali ke ranjangnya, Auris menggeleng.

"Nggak, Auris mau sekarang, ga mau nanti Auris mau Auris pulang sekarang hiksss,,, harus sekarang." Tekan Auris sambil menangis.

"Oke, papah akan bilang ke dokter dengan mamah tapi sekarang kembali ke kasur tidur lah papah akan menanyakan dan meminta izin ke dokter, ayok kembali lah ke kasur dan papah akan menanyakan ke dokter." Bujuk Albert papahnya Auris dan mengandeng Auris untuk berbaring ke kasurnya.

Auris menurut dan langsung berbaring sorot mata Auris menunjukan permohonan yang sangat besar supaya pergi dari kamar ini.

"Papah dan mamah pergi sayang kamu istirahat lah, mi,pi tolong jaga cucumu ini dan mah pah, Albert akan pergi." Pamit Albert dan langsung pergi dengan istrinya ke ruangan dokter.

***

"Dokter, saya mau minta izin untuk membawanya pulang, anak kami meminta untuk di rawat di rumah apakah boleh?" Tanya Adele kepada dokter.

"Emm, boleh asalkan dia tidak boleh kelelahan dan harus di awasi setiap waktu itu saja dan setiap Minggu harus kemo yah buk pak, kami menyarankan untuk tidak membuat Auris kelelahan seperti ikut ektra yang berlebihan itu bisa membuat dia kelelahan jadi sebaiknya di awasi yah buk." Wanti dokter dengan hati hati.

"Dok saya mau tanya?" Sela Albert.

"Iya pak?"

"Kenapa anak saya tidak langsung di operasi saja? Kan lebih simpel, saya akan membayar berapa pun saya akan keluarkan, apakah bisa dok?" Tanya Albert karena dia pernah mendengar jika penyakit seperti itu bisa di operasi.

"Maaf pak, jalan satu satunya adalah kemoterapi karena kanker ini sudah ber stadium jadi jika di operasi akan berakibat nyawa atau kelumpuhan pak buk, lebih baik kita mengunakan cara halus tapi lama." Larang dokter.

Albert dan Adele meng nggangguk dan langsung bertanya lagi.

"Apa sekarang sudah bisa pulang dok?" Tanya Adele ke dokter karena dia khawatir jika kelamaan anaknya pasti akan marah.

"Boleh Bu, ambil resep obat dan langsung boleh pulang dan kami akan memberikan jadwal kemo." Beritahu dokter sambil tersenyum.

Albert dan Adele mengangguk dan langsung berpamitan untuk pergi.

"Ohh, iya dok saya permisi dulu." Pamit Adele.

***

Cklek...

Pintu ruangan rawat Auris terbuka menampakan mamah dan papahnya Auris dan afkar,dan itu membuat semua yang ada di ruangan itu menoleh dan tersenyum, Auris menatap mah dan papah nya dengan pandangan yang sangat memohon.

"Pah, mah? Gimana?" Tanya halus Auris dengan muka memelas dan itu membuat Albert papahnya iseng.

"Kata dokter kamu ga dibolehinnn,,, emm ga di bolehin." Keluar juga iseng isengnya Albert.

"Ga di bolehin yah? Katanya papah mau usaha? Apa buktinya hiks,,, kenapa sih jahat semua." Tangis Auris keluar lagi.

Adele yang melihat anaknya menangis langsung mencubit perut suaminya dan membuat Albert langsung bilang dengan jujur.

"Sayang, papah belom selesai ngomong, tapi kamu ga bolehin di sini lagi sayang kamu harus pulang." Ungkap Albert sambil tertawa dan langsung memeluk anak nya dan membuat semua yang ada di ruangan terharu.

***

Hii!
Up kan
Tinggalkan jejak.

Bye

Next?👉👉👉👉

AURISTELA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang