Setelah tadi bersenang-senang dengan Ray di luar sekarang saatnya Auris pulang tapi saat pulang ternyata teman-teman Abang masih di rumah dan sekarang Aya ikut gabung.
"AURIS PULANG welcome home." Pekik Auris dan semua langsung mengalihkan pandangan menatap Auris yang berjalan sendirian.
"Dekk, jangan teriak-teriak." Afkar langsung menimpali teriakan adeknya itu.
"Iya iya." Auris mencoba mendekat ke abangnya untuk bertanya.
"Opa sama kakek ada diru-"
Belum selesai berbicara ada yang datang sambil ber deham.
"Eghem, siapa yang di cari?" Seseorang berbicara dari arah tangga.
Auris merasa tertangkap basah karena dia pulang terlambat dan melupakan jadwal minum obatnya.
"Ehh, opa kakek, hehe gimana keadaan nya opa sama kakek?." Kikuk Auris padahal setiap hari opa dan kakeknya selalu di rumah tidak kemana mana.
"Apa? Tanya kabar baik baik aja kenapa pulang telat? Jadwal minum obat udah kelewat juga sekarang ke kamar mandi ganti baju makan dan minum obat ga ada bantahan mulai besok ngga ada acara keluar-keluar." Telak kakek, memang dari kakek dan opa kakek paling keras tapi dalam keadaan keluarganya bukan keras karena kekejaman.
"Ahh kakek Auris kan cuma lewat beberapa menit jadi kenapa ngga boleh keluar sih? Aya bantu Auris." Minta Auris ke Aya.
"Kamu jangan pernah meremehkan obat sayang, kita ngga mau kamu sakit lagi dan sekarang ke kamar sana." Sekarang opa juga ikut.
Dan akhirnya Auris jalan menuju kamar untuk membersihkan diri.
Pasti kalian tanya Ray kan? Dia udah pulang padahal tadi mau izin tapi Auris nolak takut nanti Ray di marahin jadi yasudah langsung pulang.
"BII, siapin makan buat auris." Teriak nenek ke BI Inah.
"Baik nyonya besar saya permisi." BI Inah langsung pergi.
"Aya, kamu udah makan?" Tanya nenek ke Aya yang sedang duduk di pinggir afkar melihat afkar yang sedang main game online.
"Em, sudah nek tadi bareng kak afkar." Jawab aya sopan dan nenek mengelus kepala teman cucunya yang sudah di anggap cucunya sendiri.
Opa langsung saja menabok punggung cucu laki lakinya ini.
"Awsh, apaan sih pa? Afkar salah apa coba?" Tanya afkar yang sedang kesakitan.
"Mobil kamu 2 hari lagi datang siapkan uangmu katanya mau beli sendiri!" Bantah opa karena mau memberikan kabar malah cucunya mahal.
"LO JADI BELI Ferrari F60 America ITU KAR? LO BOHONG NGGA?" Teriak Agam ke sahabatnya itu.
"Heh gausah teriak-teriak kalik ya jadi lah gua udah bilang sama papah di bolehin jadi ngapain di tunda gua juga punya duit ngapain di tunda tunda." Jawab santai afkar.
Agam dan Adry cengo mendengar sahabatnya membeli mobil seharga 33,6 miliar rupiah itu hebat sekali dia.
"Beneran dia beli Ferrari F60 America kek?" Tanya Adry yang tidak percaya.
"Iya pake uangnya sendiri di beliin ngga mau dia sombong mentang-mentang udah punya duit sendiri." Timpal opa dan kakek hanya tersenyum melihat sahabat cucunya ini terkejud.
"Kak, emang kenapa kalo kak afkar beli mobil Ferarri itu ada masalah emang?" Polosnya Aya tidak tau harga mobil itu.
"Ya elah lu ngga tau? Harga mobil itu 33,6 miliar bayangin dia punya duit sebanyak itu dari mana?" Bingung agam.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA {TERBIT}
Teen Fictionbuku sudah terbit, jangan lupa beli di shopee, ingat yang ori! Auristela gadis yang hidup sebatang kara sosok yang tidak memiliki teman dan sahabat di sekolah di bully dan di hina tapi dia tidak tau jika orang tua kandung nya masih mencari keberadaa...