Dimohon untuk kalian supaya vote dan komen!
***
Sekarang Ara sudah tinggal di kediaman agler, tetapi tidak dengan sifatnya dia tidak sombong dia tetap membantu pekerja di rumah ini seperti ngepel, nyapu, dan memasak.
"Non, tidak usah ini pekerjaan saya, non ga boleh capek capek." Larang pegawai itu.
"Gapapa aku beberes bi, dan jangan panggil aku non karena aku ngga siapa siapa aku ngga pengen menyusahkan keluarga sahabat saya bi." Mohon Ara tapi di tangga ada afkar yang berdiri menahan emosi.
"Jangan non, ini tugas saya." Larang bibi itu karena melihat afkar yang marah.
"Bi-"
"Bibi! Kenapa membiarkan Ara melakukan pekerjaan? Apakah kau cuma ingin gaji buta?" Bentak afkar ke bibi.
"Maaf den saya salah, saya tidak mengerjakan dengan benar." Minta maaf bibi itu.
"Kak, ini bukan salah bibi, ini salah aku, aku yang memaksa jangan salahkan bibi ini kak, maafkan aku." Mohon Ara.
"Ara, kamu ngga usah lakuin ini, ini pekerjaan bibi kamu jangan capek capek." Karang afkar.
"Aku ngga enak kak, aku sudah numpang, dan aku mau balas Budi dengan melakukan apapun yang aku bisa." Jelas Ara.
"Kamu ingin membalas Budi kan? Kamu dengan diam saja itu sudah cukup, kamu jangan lakukan itu lagi ngerti?!" Larang afkar.
"Tapi ka-"
"Sttt, aku ga mau kamu kecapean oke?" Larang afkar.
Tanpa di sadari di tangga ada papa mama dan Auris yang mendengar dan mereka langsung senyum.
"Ekhem, ada yang lagi bucin nih." Pergok Auris.
"Eh- apaan sih dek." Salting afkar.
"Lu suka sama sahabat gua bang?" Tanya Auris.
"E-engga enak aja." Gugup afkar.
"Udah udah nanti malah bertengkar sekarang kita ke salon, Ara kita ke salon kita bakal bikin kamu tambah cantikk." Ajak Adele ke ara dan mengandeng tangan Auris.
"ABANGGG, jangan bilang dary klo aku keluar aku lagi marahan sama dary jadi aku ga mau kasih kabar sama dia dan papa jangan mau di rayu pokoknya ga boleh ada yang bilang! Klo ada yang bilang Auris ngambek." Ancaman Auris itu sangat di hati hati oleh se isi rumah karena jika Auris bilang itu dia akan melakukanya.
"Iya, udah sana berangkat hati hati yah sayang, kamu jangan sampai kelelahan." Kata Albert sambil mencium kening anak bontotnya.
"Kok cuma Auris yang di cium, aku ngga?" Tanya Adele sambil memelas.
Dan itu membuat semua pembantu yang ada di rumah tersenyum melihat nyonya mereka masih saja memamerkan kemesraan di depan semua tanpa malu padahal anak mereka sudah pada besar.
"Hahah, kamu ini mah, mah udah tua juga." Ledek Albert dan itu membuat Adele kaget.
"APA AKU UDAH TUA?" Bentak adele ke Albert.
"Enggak kok kamu masih muda, mudaaa sekali sudahlah pergi katanya mau ke salon?" Mode bujuk membujuk di mulai.
"Mamah katanya kita mau ke salon aku capek mah, ayok lah." Rengek Auris.
Adele langsung saja mengandeng tangan Auris dan Ara dan itu membuat Ara tersentak karena gandengan spontan itu.
***
Saat ini Ara,Auris,dan Adele sedang di mobil menuju salon yang dikendarai oleh supir pribadi keluarga agler.
"Nyonya, ini mau ke salon biasanya atuh, atau dimana?" Tanya pak Joko.
"Ke salon yang biasa pak." Balas Adele yang sibuk dengan kameranya melihat wajahnya yang tadi di bilang suaminya tua.
"Sayang, apa mamah udah tua? Apa betul yang dikatakan sama papamu? Apa mamah emang udah tua? nanti klo papah cari yang baru gimana? Yang lebih muda? Pokonya mamah harus perawatan! Ga ngurus uang papah habis yang penting mamah muda!" Histeris Adele dan membuat Ara tersenyum.
"Tante, boleh Ara kasih saran?" Tanya Ara sebelum memberikan pendapat karena takut klo itu bakal menyakiti hati Tante Adele.
"Iya? Silahkan." Kata Adele tapi masih fokus ke handphone nya.
"Tante itu cantik, tua atau muda itu masalah umur tan, sekarang Tante bisa jadi muda tapi apanTante pernah ber fikir enaknya jadi tua saat kita masih bisa bersama pada pasangan kita? Tante memiliki kadar kecantikan tersendiri, jadilah diri Tante yang sebenernya jangan bikin hal lain berubah jika om Albert emang mau selingkuh artinya om ga cinta sama Tante bukan gara gara Tante yang jelek, yakin te klo tante itu sangat cantik bukan cuma Tante aja tapi anak Tante juga cantik." Petuah Ara panjang lebar dan itu membuat kegiatan Adele berhenti seketika.
"Tante blm pernah berfikir secerdas itu Ara, Tante terlalu memikirkan kecantikan untuk selalu memikat suami tante, apa katamu itu benar nak, Tante akan menunjukan itu semua kau sangat cerdas Auris tidak salah memilihmu sebagai sahabatnya." Senang Adele.
"Mamah, sudahlah jangan banyak memuji Ara nanti kepalanya akan besar, dan sekarang ini kita sudah sampai lihatlah mah, aku cemburu karena kedekatan mu dengan kamera dan Ara akut cemburu dari tadi aku di diamkan seperti manekin." Rajuk Auris sambil bersendekap dada.
"Apa? Kau cemburu dengan kamera dan Ara? Ohh, itu tidak maaf kan mamah sayang, kamu posesif seperti papahmu dan kamu tau kamu adalah anakku yang tersayang tidak mungkin aku melupakanmu, oh iya sekarang kita turun dan akan membuat Ara menjadi cantik."bujuk Adele ke anaknya.
Dan itu membuat Ara sedih di campur bahagia melihat adegan ibu dan anak sedang memberikan bujukan supaya tidak marah satu sama lain.
🌸🌸🌸
Haii!
Thank you for reading my story.
Ga nyangka udah 100 pembaca.
Kalian sangat berarti buat akuu.
Semoga kalian sehat selalu.
Jangan lupa di vote dan komen.BUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN♥️❤️
KALIAN BERARTI.semoga kalian tetap setia.
Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA {TERBIT}
Jugendliteraturbuku sudah terbit, jangan lupa beli di shopee, ingat yang ori! Auristela gadis yang hidup sebatang kara sosok yang tidak memiliki teman dan sahabat di sekolah di bully dan di hina tapi dia tidak tau jika orang tua kandung nya masih mencari keberadaa...